
Pantau – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat meminta Kementerian Perhubungan mendorong baik maskapai nasional maupun luar negeri menambah jumlah penerbangan seiring diperlonggarnya syarat dan ketentuan bagi pelaku perjalanan baik dalam negeri dan luar negeri.
"Seiring situasi yang sudah mulai membaik, kami meminta pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Perhubungan untuk bisa mendorong maskapai nasional maupun asing untuk meningkatkan jumlah penerbangannya ke daerah kita. Dari rute yang tempo hari sebelumnya ada itu bisa di normalkan kembali," kata Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi NTB, Lalu Gita Ariadi di Mataram, Kamis (13/10/2022).
Ia mengatakan sebelum Covid-19 melanda dunia dan tanah air, frekuensi penerbangan dari maupun menuju NTB cukup banyak, misalkan dari Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Malang, Makassar, termasuk luar negeri seperti Malaysia, Singapura dan Australia. Namun, dengan perubahan situasi dunia terutama Covid-19 kondisi penerbangan tersebut menjadi berkurang bahkan sudah tidak ada lagi.
Begitu juga dengan rute-rute internasional yang dilayani oleh maskapai asing untuk bisa ditambah frekuensinya. Meski maskapai asing seperti AirAsia sudah menjadikan Lombok sebagai hub-nya.
"Sebelumnya kita punya penerbangan langsung dari Bandung, Semarang, Malang dan Makassar. Tapi sekarang sudah tidak ada. Nah sekarang bagaimana penerbangan yang sebelum ada ini kita bisa harapkan kembali, begitu juga dengan yang berkurang itu bisa di tambah. Contoh Makassar ini kan pintu masuk untuk kawasan Indonesia Timur, sehingga ini perlu dihidupkan kembali," terangnya.
Menurut Sekda, jika rute-rute penerbangan tersebut dibuka ataupun ditambah frekuensinya maka akan membuka kesempatan NTB untuk kembali meningkatkan angka kunjungan wisatawan ke wilayahnya. Terlebih lagi, NTB sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat sebagai lima Destinasi Super Prioritas (DSP) Nasional.
Tidak hanya itu, selain sebagai DSP Nasional. NTB juga menjadi destinasi wisata olahraga atau sport tourism di Indonesia. Ini bisa dilihat banyaknya kegiatan-kegiatan baik nasional maupun internasional yang digelar, seperti World Superbike (WSBK), MotoGP dan Motor Cross Grandprix (MXGP), bahkan NTB dua kali menjadi tuan rumah ajang motor cross paling bergengsi di dunia itu.
Selain tambahan penerbangan ke NTB, kata Sekda, yang tidak kalah penting saat ini bagaimana harga tiket pesawat juga bisa kembali normal seperti sebelumnya. Karena dengan masih naiknya harga tiket juga mempengaruhi orang untuk berkunjung ke tempat wisata.
Sebelumnya PT Angkasa Pura I Bandara Lombok mencatat telah melayani sebanyak 1,44 juta pergerakan penumpang dan 15.166 pergerakan pesawat udara selama periode Januari hingga September 2022. Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2021, terdapat pertumbuhan sebesar 103 persen untuk pergerakan penumpang dan 74 persen untuk pergerakan pesawat udara.
Adapun catatan pada periode Januari hingga September 2021, Bandara Lombok hanya melayani sebanyak 706 ribu pergerakan penumpang dan 8.711 pergerakan pesawat udara.
Pada bulan September 2022, Bandara Lombok mencatat melayani sebanyak 158.528 pergerakan penumpang dan 1.785 pergerakan pesawat udara. Jika di rata-rata, tercatat sekitar 5.300 pergerakan penumpang dalam sehari dan 60 pergerakan pesawat udara per hari yang tiba dan berangkat dari Bandara Lombok.
Selama tahun 2022, pergerakan penumpang maupun pesawat udara tertinggi di Bandara Lombok terjadi pada bulan Maret, saat digelarnya ajang MotoGP Mandalika 2022. Saat itu terdapat 199.591 pergerakan penumpang dan 2.116 pergerakan pesawat.
"Artinya, rata-rata dalam sehari ada 6.400 pergerakan penumpang dan 68 pergerakan pesawat udara," katanya.
"Seiring situasi yang sudah mulai membaik, kami meminta pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Perhubungan untuk bisa mendorong maskapai nasional maupun asing untuk meningkatkan jumlah penerbangannya ke daerah kita. Dari rute yang tempo hari sebelumnya ada itu bisa di normalkan kembali," kata Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi NTB, Lalu Gita Ariadi di Mataram, Kamis (13/10/2022).
Ia mengatakan sebelum Covid-19 melanda dunia dan tanah air, frekuensi penerbangan dari maupun menuju NTB cukup banyak, misalkan dari Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Malang, Makassar, termasuk luar negeri seperti Malaysia, Singapura dan Australia. Namun, dengan perubahan situasi dunia terutama Covid-19 kondisi penerbangan tersebut menjadi berkurang bahkan sudah tidak ada lagi.
Begitu juga dengan rute-rute internasional yang dilayani oleh maskapai asing untuk bisa ditambah frekuensinya. Meski maskapai asing seperti AirAsia sudah menjadikan Lombok sebagai hub-nya.
"Sebelumnya kita punya penerbangan langsung dari Bandung, Semarang, Malang dan Makassar. Tapi sekarang sudah tidak ada. Nah sekarang bagaimana penerbangan yang sebelum ada ini kita bisa harapkan kembali, begitu juga dengan yang berkurang itu bisa di tambah. Contoh Makassar ini kan pintu masuk untuk kawasan Indonesia Timur, sehingga ini perlu dihidupkan kembali," terangnya.
Menurut Sekda, jika rute-rute penerbangan tersebut dibuka ataupun ditambah frekuensinya maka akan membuka kesempatan NTB untuk kembali meningkatkan angka kunjungan wisatawan ke wilayahnya. Terlebih lagi, NTB sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat sebagai lima Destinasi Super Prioritas (DSP) Nasional.
Tidak hanya itu, selain sebagai DSP Nasional. NTB juga menjadi destinasi wisata olahraga atau sport tourism di Indonesia. Ini bisa dilihat banyaknya kegiatan-kegiatan baik nasional maupun internasional yang digelar, seperti World Superbike (WSBK), MotoGP dan Motor Cross Grandprix (MXGP), bahkan NTB dua kali menjadi tuan rumah ajang motor cross paling bergengsi di dunia itu.
Selain tambahan penerbangan ke NTB, kata Sekda, yang tidak kalah penting saat ini bagaimana harga tiket pesawat juga bisa kembali normal seperti sebelumnya. Karena dengan masih naiknya harga tiket juga mempengaruhi orang untuk berkunjung ke tempat wisata.
Sebelumnya PT Angkasa Pura I Bandara Lombok mencatat telah melayani sebanyak 1,44 juta pergerakan penumpang dan 15.166 pergerakan pesawat udara selama periode Januari hingga September 2022. Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2021, terdapat pertumbuhan sebesar 103 persen untuk pergerakan penumpang dan 74 persen untuk pergerakan pesawat udara.
Adapun catatan pada periode Januari hingga September 2021, Bandara Lombok hanya melayani sebanyak 706 ribu pergerakan penumpang dan 8.711 pergerakan pesawat udara.
Pada bulan September 2022, Bandara Lombok mencatat melayani sebanyak 158.528 pergerakan penumpang dan 1.785 pergerakan pesawat udara. Jika di rata-rata, tercatat sekitar 5.300 pergerakan penumpang dalam sehari dan 60 pergerakan pesawat udara per hari yang tiba dan berangkat dari Bandara Lombok.
Selama tahun 2022, pergerakan penumpang maupun pesawat udara tertinggi di Bandara Lombok terjadi pada bulan Maret, saat digelarnya ajang MotoGP Mandalika 2022. Saat itu terdapat 199.591 pergerakan penumpang dan 2.116 pergerakan pesawat.
"Artinya, rata-rata dalam sehari ada 6.400 pergerakan penumpang dan 68 pergerakan pesawat udara," katanya.
- Penulis :
- M Abdan Muflih