
Pantau - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) mendesak agar aparat TNI-Polri dan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) menghentikan konflik senjata di Papua.
Koordinator KontraS, Fatia Maulidiyanti mengatakan, konflik ini harus dihentikan untuk menjamin keselamatan warga sipil yang berada di Papua.
"Mendesak pihak yang berkonflik dalam hal ini TNI-Polri dan TPNPB untuk segera menghentikan konflik bersenjata dan menjamin keselamatan warga sipil di Papua," kata Fatia dalam keterangan tertulis, Rabu (22/2/2023).
Ia juga mendesak, agar pemerintah Indonesia segera memperjelas situasi penanganan konflik yang terjadi di Papua. Pasalnya, akibat konflik bersenjata ini puluhan ribu masyarakat sipil Papua masih mengungsi.
"Pengungsi berasal dari enam wilayah, yaitu Maybrat, Pegunungan Bintang, Nduga, Intan Jaya, Yahukimo, dan Kabupaten Puncak," lanjutnya.
Berdasarkan data Desember 2022, setidaknya 60.642 warga di enam wilayah tersebut menjadi pengungsi dengan 732 di antaranya meninggal dunia.
Koordinator KontraS, Fatia Maulidiyanti mengatakan, konflik ini harus dihentikan untuk menjamin keselamatan warga sipil yang berada di Papua.
"Mendesak pihak yang berkonflik dalam hal ini TNI-Polri dan TPNPB untuk segera menghentikan konflik bersenjata dan menjamin keselamatan warga sipil di Papua," kata Fatia dalam keterangan tertulis, Rabu (22/2/2023).
Ia juga mendesak, agar pemerintah Indonesia segera memperjelas situasi penanganan konflik yang terjadi di Papua. Pasalnya, akibat konflik bersenjata ini puluhan ribu masyarakat sipil Papua masih mengungsi.
"Pengungsi berasal dari enam wilayah, yaitu Maybrat, Pegunungan Bintang, Nduga, Intan Jaya, Yahukimo, dan Kabupaten Puncak," lanjutnya.
Berdasarkan data Desember 2022, setidaknya 60.642 warga di enam wilayah tersebut menjadi pengungsi dengan 732 di antaranya meninggal dunia.
"Selain harus meninggalkan tempat tinggal mereka, warga juga dihadapkan dengan gizi buruk yang menimpa anak-anak pengungsi disebabkan oleh kurangnya asupan makanan yang cukup selama warga berada di pengungsian," pungkasnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas