
Pantau - Bacapres Koalisi Perubahan, Anies Baswedan menyinggung soal kesetaraan masyarakat. Dia pun mencontohkan ihwal larangan injak rumput Monas yang dinilai membatasi ruang berinteraksi.
"Kalau buat anak-anak dari kampung, rumput itu buat bermain. Monas yang seluas itu ada tulisan 'Dilarang Menginjak Rumput', bagaimana coba? apa yg terjadi? maka ruang interaksi terbatas," kata Anies dalam Talkshow DPP Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI) di Jakarta, Jumat (10/11/2023).
Anies kala masih berstatus Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 mempersilakan warganya menginjak rumput Monas. Diketahui, larangan itu ada sebelum Anies menjabat.
Anies pun menilai, perlu perubahan konsep saat membangun taman menjadi sarana publik untuk berinteraksi. Anies menyebut, konsep taman mestinya bisa dimanfaatkan sebagai lahan bermain, tak hanya sebagai tontonan.
"Taman konsepnya diubah, dari taman sebagai garden untuk ditonton menjadi taman sebagai park untuk bermain. Kalau konsepnya garden, taman tulisannya besar, tulisannya gini 'Dilarang Menginjak Rumput'. Lah kalo dilarang menginjakkan rumput terus rumputnya buat ditonton?," tutur Anies.
Anies lalu kembali mencontohkan taman sebagai garden alias kebun di Jakarta. Sementara menurutnya, warga di Jakarta butuh taman berkonsep lahan bermain.
Oleh karenanya, Anies membangun taman-taman baru di Jakarta. Sejumlah taman itu didirikan di beberapa wilayah permukiman padat penduduk.
"Mereka yang tinggal di kampung padat kumuh, melihat peta Jakarta, tamannya sepi. Taman itu justru ada di tengah-tengah, atas. Yang di daerah-daerah itu (kampung padat) nggak ada," papar Anies.
"Efeknya apa? dibangunlah taman-taman baru di tempat-tempat yang pada waktu itu tidak punya taman dan justru masyarakat kampung padat ini yang memerlukan ruang bersama untuk mereka bermain dan konsepnya adalah park bukan garden," imbuhnya.
- Penulis :
- Khalied Malvino