
Pantau - Presiden Jokowi meresmikan Pusat Riset Genomik Pertanian di Kabupaten Humbang Hasundutan Provinsi Sumatera Utara sebagai bagian dari upaya meningkatkan produktivitas pertanian nasional di tengah tantangan perubahan iklim global yang semakin nyata.
"Saya sangat mengapresiasi, sangat menghargai dibukanya Pusat Riset Genomik Pertanian ini agar produksi kita per hektare baik itu kemenyan, baik itu kopi, baik itu padi, baik itu kentang, baik itu bawang merah, bawang putih semuanya perhektare harus naik karena kita telah memiliki pusat riset yang sangat baik di Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatra Utara ini," ujar Jokowi dalam keterangannya, Rabu (16/10).
Jokowi mengatakan bahwa saat ini dampak perubahan iklim terhadap produksi pangan dunia semakin sulit diprediksi, serta ancaman krisis pangan yang mengintai banyak negara.
Baca juga: Pengamat: Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Penting untuk Swasembada Pangan
Ia menjelaskan bahwa ketidakpastian cuaca seperti sulitnya memprediksi periode musim panas dan hujan menyebabkan penurunan produksi pangan terjadi di banyak negara, termasuk di Indonesia.
Dengan peningkatan riset, diharapkan produktivitas pangan nasional akan terus meningkat dan membantu Indonesia menghadapi tantangan perubahan iklim dan menjaga ketahanan pangan nasional.
"Kita tau perubahan iklim sekarang ini nyata kita rasakan dan dampaknya tidak hanya berkaitan dengan udara panas di semua negara sekarang ini, tetapi juga produksi pangan dunia menjadi turun," ungkapnya.
Baca juga: BNPB Sebut 99 Persen Bencana di Indonesia Akibat Iklim dan Cuaca
Selain itu, Jokowi juga menyoroti ketinggalan riset pertanian Indonesia dibandingkan dengan negara lain, khususnya dalam hal produktivitas tanaman. Ia mencatat bahwa produksi kopi Indonesia per hektare masih di kisaran 2-2,3 ton, sementara negara lain sudah mencapai 8-9 ton per hektare.
"Padi juga sama kita masih per hektarenya 5,2 ton, negara lain sudah sampai di atas 7. Artinya riset di sini kita juga masih kalah dengan negara-negara lain," katanya.
Jokowi berharap, melalui Pusat Riset Genomik Pertanian ini, riset pertanian Indonesia dapat lebih maju, khususnya dalam pengembangan benih unggul untuk berbagai komoditas.
Dia juga membuka pintu bagi kerja sama dengan pihak maupun negara mana pun demi memperoleh benih dan bibit unggul yang dapat meningkatkan produktivitas pertanian Indonesia.
"Yang paling penting kita mendapatkan benih unggul, mendapatkan bibit unggul sehingga produktivitas produksi padi, produksi bahan-bahan pangan kita semuanya bisa naik per hektarenya," tutur Presiden.
Peresmian ini juga menjadi tonggak penting dalam upaya Indonesia menggenjot hasil pertanian dan menghadapi krisis pangan global yang kian mengancam.
- Penulis :
- Tubagus Rachmat