
Pantau - Pemerintah melalui Kementerian Pertanian menargetkan pencetakan sawah baru seluas 400 ribu hektare pada tahun 2026 sebagai bagian dari program swasembada pangan nasional.
Pemerataan Produksi Pangan Nasional
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyatakan bahwa anggaran yang disiapkan untuk program cetak sawah tersebut mencapai Rp10 triliun.
"Di Papua, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan. Anggarannya kurang lebih Rp10 triliun," ungkapnya.
Lahan-lahan baru tersebut akan tersebar di berbagai daerah di Indonesia, termasuk kawasan yang telah direncanakan menjadi bagian dari proyek food estate.
Pada tahun 2025, pemerintah telah menetapkan target cetak sawah seluas 225 ribu hektare.
Sampai saat ini, total luas lahan sawah yang berhasil direalisasikan mencapai 280 ribu hektare.
Pencapaian tersebut mendorong pemerintah untuk memperluas program cetak sawah hingga 480 ribu hektare dalam beberapa tahun ke depan.
Dampak pada Produksi dan Ketahanan Pangan
Program ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk mewujudkan swasembada pangan, khususnya dalam menghadapi lonjakan harga dan keterbatasan produksi di berbagai daerah.
Presiden Prabowo Subianto mendorong tercapainya swasembada tidak hanya untuk beras, tetapi juga untuk komoditas penting lainnya seperti minyak goreng dan protein.
Tujuannya agar setiap wilayah menjadi mandiri secara pangan dan tidak terbebani oleh biaya logistik yang tinggi.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa produksi beras Indonesia meningkat sebesar 14,49 persen pada periode Januari–Juli 2025, mencapai total 21,76 juta ton.
Rekor tertinggi terjadi pada Januari–April 2025, dengan produksi sebesar 13,95 juta ton.
Akibat lonjakan produksi tersebut, Perum Bulog mengalami kekurangan kapasitas gudang penyimpanan.
Sebagai respons, pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp5 triliun untuk membangun 100 gudang baru guna mengantisipasi kelebihan pasokan di masa mendatang.
- Penulis :
- Leon Weldrick