
Pantau - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) menyelenggarakan kegiatan orientasi Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) bagi jenjang SMP dan SMA guna memperkuat karakter peserta didik melalui pembelajaran mengenai pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana.
Persiapan Generasi Z dan Post Gen Z
Deputi Bidang Pengendalian Penduduk Kemendukbangga, Bonivasius Prasetya Ichtiarto, menekankan bahwa Indonesia memiliki jumlah penduduk dari kelompok Generasi Z dan Post Gen Z yang sangat besar. Pemerintah, katanya, perlu mempersiapkan pengembangan karakter generasi muda tersebut agar siap bersaing di masa depan.
“Jumlah Gen Z dan Post Gen Z ini bisa menjadi ancaman kalau data yang positif tadi tidak kita antisipasi dengan baik,” ujar Bonivasius dalam webinar bertema “Orientasi Sekolah Siaga Kependudukan Jenjang SMP” yang digelar di Jakarta, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa prinsip dasar SSK disesuaikan dengan kurikulum nasional sehingga dapat diterapkan secara luas di seluruh Indonesia. Program ini diintegrasikan ke dalam kegiatan intra-, ko-, dan ekstrakurikuler, sesuai dengan topik pembelajaran yang relevan.
Materi Pembelajaran SSK
Program SSK mencakup beragam materi, di antaranya:
- Konsep dasar dan teori kependudukan
- Pembangunan berwawasan kependudukan
- Isu-isu kependudukan
- Program keluarga balita, remaja, dan lansia
- Pemberdayaan ekonomi keluarga
- Manfaat dan sasaran program keluarga berencana
Selain itu, peserta didik juga akan mendapatkan materi tentang:
- Konsep dasar generasi berencana
- Perencanaan masa depan
- Kesehatan reproduksi
- Pencegahan perilaku berisiko pada remaja
- Pencegahan stunting
Tidak Menambah Jam Pelajaran
Bonivasius menegaskan bahwa materi SSK bukan merupakan mata pelajaran baru, sehingga tidak menambah beban atau jam belajar bagi siswa. Ia menekankan pentingnya komitmen bersama dalam pelaksanaan program ini, baik dari pihak sekolah maupun siswa.
“Program Sekolah Siaga Kependudukan ini memerlukan komitmen yang tinggi, kerja sama yang kuat, bukan hanya dari kepala sekolah atau guru, tapi juga dari para murid. Kalau anak-anak tidak terlibat, program ini tidak akan berhasil,” tegasnya.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Tria Dianti