
Pantau - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah melatih lebih dari 100 ribu orang untuk memperkuat sistem keamanan pangan nasional sebagai bagian dari upaya mendukung visi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen per tahun.
Program Pelatihan untuk Gerakan Pangan Aman
Kepala BPOM Taruna Ikrar menyampaikan bahwa pelatihan tersebut dilakukan melalui program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Sadar Pangan Aman (Germas Sapa), Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI), serta pelatihan bagi penjamah makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Dari total peserta pelatihan, terdapat 30 ribu peserta dari SPPI dan 42 ribu penjamah makanan dari program MBG, sementara puluhan ribu lainnya merupakan kader pangan aman, petugas pasar, dan kader sekolah.
Taruna menegaskan bahwa keamanan pangan merupakan isu global yang mendapat perhatian serius dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). “Satu dari sepuluh orang di dunia jatuh sakit akibat pangan terkontaminasi, dan sekitar 420 ribu orang meninggal setiap tahun karena hal tersebut,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa 40 persen kematian balita di dunia terkait dengan penyakit akibat pangan tidak aman atau foodborne disease.
Fokus pada Keamanan, Bukan Hanya Ketahanan Pangan
Taruna menjelaskan bahwa keamanan pangan berbeda dengan ketahanan pangan. “Keamanan pangan berfokus pada memastikan makanan tidak menimbulkan penyakit atau keracunan,” ia mengungkapkan.
Menurutnya, indikator keberhasilan peningkatan keamanan pangan dapat dilihat dari menurunnya angka keracunan massal dan meningkatnya status gizi anak di berbagai daerah.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting di Indonesia masih berada di angka 19,8 persen, wasting 7,4 persen, kelebihan berat badan 9,3 persen, dan obesitas 18,5 persen.
BPOM juga telah melakukan intervensi keamanan pangan di 1.106 desa dan kelurahan, 453 pasar, serta melatih 2.759 petugas pasar, 17.221 kader keamanan pangan desa, dan menerapkan program di 17.318 sekolah dengan melibatkan 11.503 kader sekolah.
Dengan berbagai upaya tersebut, total lebih dari 100 ribu kader dan tenaga terlatih kini menjadi bagian dari penguatan sistem keamanan pangan nasional.
Taruna berharap peningkatan keamanan pangan dapat menarik investasi serta memperkuat kepercayaan global terhadap kualitas produk pangan Indonesia tanpa menurunkan standar mutu.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Tria Dianti