
Pantau - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar menyatakan bahwa keamanan pangan yang baik mampu mendukung pertumbuhan ekonomi nasional hingga mencapai target 8 persen per tahun.
Keamanan Pangan Dorong Investasi dan Daya Saing Nasional
Dalam konferensi pers di Jakarta, Taruna menjelaskan bahwa peningkatan keamanan pangan dapat menarik lebih banyak investor sekaligus meningkatkan status gizi masyarakat Indonesia. Ia mengungkapkan bahwa BPOM telah berkontribusi hampir Rp6 ribu triliun per tahun melalui pemberian sertifikasi, izin, rekomendasi, dan persetujuan yang membantu industri meraih keuntungan.
Menurutnya, kontribusi tersebut masih dapat ditingkatkan menjadi Rp7 ribu–Rp8 ribu triliun per tahun apabila keamanan pangan diperkuat dan mampu meningkatkan kepercayaan investor asing. “Contoh yang mungkin kita percepat, yakni izin-izinnya tetapi tidak menurunkan standar, kualitas, dan keamanan tentunya. Dengan segala cara yang kita bisa lakukan untuk membantu rakyat kita hingga akhirnya suatu ketika rakyat kita negeri kita bisa mencapai Indonesia Emas,” ujarnya.
Taruna menjelaskan bahwa indikator negara maju terlihat dari peningkatan ekonomi per kapita, yakni dari 4.700 dolar AS per tahun menjadi 6.000 dolar AS per tahun. “Suatu ketika pada tahap 20 tahun mendatang Indonesia sudah 12.500 dolar AS sebagai batas standar penghasilan rata-rata penduduk Indonesia,” tambahnya.
Ia menegaskan bahwa jika target tersebut tercapai, maka Indonesia akan masuk dalam kategori negara maju.
Germas Sapa Jadi Investasi Kesehatan untuk SDM Unggul
Taruna menekankan pentingnya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Sadar Pangan Aman (Germas Sapa) sebagai bentuk investasi kesehatan untuk membangun Sumber Daya Manusia (SDM) unggul demi mewujudkan visi Indonesia Emas.
Menurutnya, inisiatif tersebut juga bertujuan meningkatkan kesadaran publik terhadap pentingnya keamanan pangan. Ia mengutip data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menunjukkan bahwa satu dari sepuluh orang di dunia jatuh sakit akibat makanan terkontaminasi, dan setiap tahun 420 ribu orang meninggal karena pangan yang tercemar.
Taruna juga menyoroti persoalan gizi anak-anak di Indonesia, seperti stunting, wasting, kelebihan berat badan, dan obesitas. “Kalau masalahnya yang merupakan prinsip dasar yaitu makanan, minuman, dan kebutuhan pokok ini yang bermasalah berarti masa depan anak-anak kita bisa menjadi masalah. Bisa menjadi katastrofi,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa BPOM melalui program Germas Sapa dan penguatan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah melatih lebih dari 100 ribu orang di bidang keamanan pangan guna mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Tria Dianti