Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

PHR Jaga Performa Terbaik Pasca Restrukturisasi Regional Sumatera

Oleh Tubagus Rachmat
SHARE   :

PHR Jaga Performa Terbaik Pasca Restrukturisasi Regional Sumatera
Foto: PHR Jaga Performa Terbaik Pasca Restrukturisasi Regional Sumatera. Dok: PHR

Pantau - Pertamina Hulu Rokan (PHR) mengawali tahun 2025 dengan menyelesaikan restrukturisasi organisasi regional 1 Sumatera. Ini merupakan langkah baru yang diambil PHR setelah melampaui salah satu proses alih kelola terbesar di industri hulu migas Indonesia.

PHR menegaskan komitmen performa terbaik dengan bergabungnya keseluruhan organisasi di Regional 1 dan Wilayah Kerja (WK) Rokan demi menjaga ketahanan energi nasional.

Dalam restrukturisasi di tubuh organisasi PHR ini, Zona 1, Zona Rokan, dan Zona 4 terintegrasi ke dalam organisasi Regional 1 yang berlaku secara resmi pada Januari 2025.

Integrasi ini bertujuan memperkuat komitmen PHR dalam meraih kinerja terbaik dalam produksi minyak dan gas, dalam rangka memenuhi kebutuhan domestik.

Vice President Human Capital PHR Regional 1 Sumatra Sanon RA Sitanggang menilai restrukturisasi organisasi ini penting dan sama sekali tidak menghambat jalannya operasi di seluruh wilayah kerja.

Baca juga: Lifting Minyak 58 Juta Barel Selama 2024, PHR Tegaskan Komitmen Energi untuk RI

Bahkan, bisa menjadi momen konsolidasi organisasi agar lebih efisien. Hal ini signifikan, mengingat kompetensi sumber daya manusia memainkan peranan krusial dalam menghadapi berbagai dinamika industri migas kedepan.

“Organisasi yang baru ini bagi PHR menjadi momen konsolidasi untuk terus meningkatkan performa kinerja Perusahaan serta menjaga pasokan kebutuhan energi ke seluruh negeri,” ujar Sanon dalam keterangan resminya, Senin (13/1/2025).

PHR Regional 1 Sumatra merupakan kontributor minyak nasional nomor satu di Indonesia. Berhasil mempertahankan tren positif pada tahun 2024 dengan 27 persen produksi minyak nasional.

Sementara pencapaian produksi minyak mencapai 202,24 ribu barel per hari (MBOPD) atau setara 36 persen dan produksi gas sebesar 826,16 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau setara 29 persen dari total produksi Subholding Upstream (SHU).

Integrasi organisasi ini sudah berjalan secara bottom up dan melibatkan berbagai stakeholder seperti Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), SHU dan Pertamina (Persero).

“Struktur baru ini bagian dari awal perjalanan PHR yang baru, sebagai sebuah organisasi yang produktif dan efisien. Di sisi lain, tetap memerhatikan perlunya continuous improvement dalam menghadapi berbagai fakta-fakta baru saat organisasi melangkah ke depan,” kata Sanon.

Baca juga: Prestasi Akhir Tahun 2024, PHR Produksi 2.350 BOPD dari Sumur Lapangan Pinang East

Dampak positif lainnya dari restrukturisasi ini adalah efektivitas pengelolaan aset-aset hulu migas dari ujung utara hingga selatan Sumatra.

Sebagai kontributor hulu migas terbesar di Indonesia, PHR dituntut menjadi perusahaan yang mengedepankan ketahanan dan keberlanjutan energi untuk negeri sejalan dengan program Swasembada Energi yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.

Penulis :
Tubagus Rachmat
Editor :
Tubagus Rachmat

Terpopuler