
Pantau - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa likuiditas perbankan nasional saat ini berada dalam kondisi lebih dari cukup, dengan rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (DPK) mencapai sekitar 26 persen.
Perry menyampaikan hal tersebut dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang digelar pada April 2025.
Salah satu langkah yang dilakukan BI untuk menjaga kondisi likuiditas tersebut adalah melalui operasi moneter ekspansif, termasuk penurunan suku bunga BI-Rate sebesar 25 basis poin pada Januari 2025.
BI juga masih membuka ruang untuk penurunan suku bunga lanjutan, dengan mempertimbangkan perkembangan inflasi, nilai tukar rupiah, serta pertumbuhan ekonomi nasional.
Dorong Stabilitas Keuangan dan Kredit Sektor Prioritas
Sejak awal tahun hingga 22 April 2025, BI telah membeli Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder senilai Rp80,98 triliun sebagai upaya menjaga stabilitas pasar keuangan dan kecukupan likuiditas.
Selain itu, insentif kebijakan likuiditas makroprudensial juga diberikan kepada bank-bank yang menyalurkan kredit ke sektor prioritas, dengan nilai total mencapai Rp370,6 triliun hingga pertengahan April.
BI turut memperkuat regulasi terkait pendanaan luar negeri untuk mendukung manajemen likuiditas perbankan dan mendorong penyaluran kredit ke sektor riil.
Bank sentral juga mendorong perbankan agar memperluas sumber pendanaan, tidak hanya mengandalkan dana pihak ketiga, tetapi juga melalui penerbitan surat berharga dan pinjaman luar negeri.
- Penulis :
- Balian Godfrey