
Pantau - Sidang Komite Eksekutif ke-53 Parlemen Negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) atau Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) resmi dibuka di Jakarta pada Senin, 12 Mei 2025, sebagai bagian dari rangkaian Konferensi PUIC ke-19.
Sorotan pada Isu Palestina dan Tantangan Global Umat Muslim
Sidang dipimpin oleh Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera, yang menekankan pentingnya solidaritas antarparlemen negara OKI dalam menghadapi berbagai tantangan global umat Muslim.
Beberapa tantangan yang disoroti antara lain kesenjangan sosial-ekonomi, rendahnya kualitas sumber daya manusia, dan meningkatnya Islamofobia.
"PUIC harus menjadi kekuatan moral dan politik untuk mewujudkan dunia yang damai, adil, dan sejahtera, sejalan dengan nilai Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam," ujar Mardani dalam sambutannya.
Ia mengecam keras tindakan Israel atas perluasan permukiman ilegal dan genosida sistematis di Gaza.
Mardani menyerukan langkah nyata dari anggota PUIC melalui diplomasi parlementer, solidaritas kemanusiaan, dan dukungan terhadap proses hukum internasional untuk menuntut kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan oleh Israel.
Dalam suasana penuh solidaritas, Mardani mengajak seluruh delegasi mengenakan syal sebagai simbol dukungan terhadap kemerdekaan Palestina.
Tata Kelola Pemerintahan dan Komitmen Reformasi
Tema konferensi tahun ini adalah “Good Governance and Strong Institutions as Pillar of Resilience”, yang menekankan pentingnya pemerintahan efektif dan lembaga kuat dalam memperkuat ketahanan negara Muslim.
Selain isu Palestina, Mardani juga menekankan pentingnya tata kelola pemerintahan yang adil dan institusi yang kuat.
Ia menyampaikan bahwa prinsip keadilan, amanah, dan akuntabilitas dalam Islam harus menjadi fondasi penguatan demokrasi dan kerja sama antarparlemen.
Menurutnya, reformasi kelembagaan penting agar negara-negara OKI dapat bertransformasi menjadi negara maju dan mampu bertindak secara kolektif.
"Peringatan 25 tahun PUIC bukan sekadar seremonial, tetapi momentum strategis untuk memperkuat komitmen bersama dalam memperjuangkan aspirasi umat Islam dan mempererat persatuan demi masa depan yang damai dan beradab," tegasnya.
Dukungan Internasional dan Agenda Sidang
Sidang hari pertama menghasilkan sejumlah agenda penting, termasuk laporan Sekretaris Jenderal PUIC, pembaruan agenda empat komite tetap, dan persiapan sidang-sidang berikutnya.
Delegasi Arab Saudi menyampaikan dukungan terhadap penyelesaian konflik Pakistan–India serta menyerukan persatuan di antara negara-negara Muslim.
Delegasi Iran juga menyatakan dukungan penuh terhadap seluruh inisiatif positif yang dihasilkan dalam forum PUIC.
Konferensi PUIC ke-19 dihadiri oleh lima pimpinan BKSAP DPR RI, yaitu Ketua Mardani Ali Sera, serta tiga Wakil Ketua: Muhammad Husein Fadlulloh (F-Partai Gerindra), Ravindra Airlangga (F-Partai Golkar), dan Irine Yusiana Roba Putri (F-PDIP).
Sidang PUIC ke-19 berlangsung selama lima hari dan dihadiri oleh delegasi dari 37 parlemen negara anggota OKI.
Agenda utama konferensi adalah memperingati 25 tahun berdirinya PUIC dan menyampaikan pandangan nasional terkait tema besar yang diusung.
- Penulis :
- Balian Godfrey