
Pantau - PT Pertamina Gas (Pertagas), anak usaha Subholding Gas Pertamina, menegaskan komitmennya dalam memperkuat infrastruktur midstream energi guna memperluas akses gas bumi di wilayah timur Indonesia yang selama ini minim konektivitas.
Direktur Komersial Pertamina Gas, Kusdi Widodo, menjelaskan bahwa infrastruktur midstream strategis sangat penting dalam proses monetisasi lapangan gas, terutama di kawasan dengan tantangan geografis tinggi.
"Infrastruktur yang dirancang sesuai kondisi geografis dan potensi lokal dapat mendorong komersialisasi gas secara berkelanjutan," ujar Kusdi.
Ia menambahkan bahwa konektivitas menjadi faktor kunci dalam mempercepat pemerataan akses energi, dan pendekatan modular serta hybrid menjadi solusi tepat menghadapi minimnya infrastruktur di Indonesia timur.
"Investasi bukan semata soal pasokan, tapi soal konektivitas. Tantangan utama di Indonesia timur adalah ketiadaan infrastruktur midstream yang andal untuk menghubungkan sumber gas dengan pasar potensial. Di sinilah pendekatan modular dan hybrid memainkan peran penting," katanya.
Proyek Strategis dan Inovasi Infrastruktur
Pertagas saat ini merupakan operator jaringan pipa transmisi gas terpanjang di Indonesia dan juga mengelola lebih dari 600 kilometer pipa minyak di Sumatera.
Untuk menjangkau wilayah yang belum terlayani di timur Indonesia, Pertagas mengimplementasikan pendekatan modular seperti isotank, Floating Storage Unit (FSU), Floating Regasification Unit (FRU), serta pembangunan pipa pendek.
Salah satu proyek unggulan adalah proyek gasifikasi di Sorong yang dilaksanakan di bawah mandat KEPMEN ESDM No. 13.K/2020, guna mendukung suplai gas ke PLTMG 50 MW.
"Ini bukan hanya proyek kelistrikan, tapi jangkar ekonomi kawasan. Ketika listrik tersedia, permintaan dari sektor logistik, industri, hingga rumah tangga ikut tumbuh," ucap Kusdi.
Untuk daerah terpencil yang belum memiliki jaringan pipa, Pertagas juga mengembangkan fasilitas virtual pipeline di Bontang, berupa LNG Filling Station berkapasitas 14 MMSCFD dan LNG Cargo Dock.
Fasilitas ini memungkinkan pengiriman isotank melalui jalur laut ke berbagai wilayah timur Indonesia, memberikan solusi distribusi gas yang fleksibel.
Kusdi juga menyebut adanya proyek-proyek potensial di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua Selatan yang tengah dalam pengkajian lebih lanjut.
"Midstream bukan hambatan, justru menjadi enabler. Mulai dari skala kecil, praktis, dan disesuaikan dengan kebutuhan lokal, itulah pendekatan kami," jelas Kusdi.
Ia juga menegaskan pentingnya aspek sosial dalam keberlanjutan proyek energi.
"Menjaga komunikasi yang kuat dengan komunitas sosial bukan pilihan, tapi keharusan. Kami menjalankan tanggung jawab sosial di sekitar wilayah operasional kami, untuk merangkul masyarakat, memberdayakan, dan memastikan infrastruktur kami memberi manfaat bersama," tuturnya.
Sebagai bagian dari Pertamina Group dan Subholding Gas PGN, Pertagas memperluas perannya dari sekadar pengangkut gas menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi kawasan.
"Kami hadir bukan hanya untuk mengalirkan gas, tapi untuk membuka akses dan membangun ketahanan energi jangka panjang," tutup Kusdi.
- Penulis :
- Arian Mesa