HOME  ⁄  Nasional

Bamsoet: Hari Lahir Pancasila Momentum Refleksi Peran Jaga Persatuan

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Bamsoet: Hari Lahir Pancasila Momentum Refleksi Peran Jaga Persatuan
Foto: Hari Lahir Pancasila harus dimaknai sebagai ajang refleksi menjaga persatuan, terutama di era digital (Sumber: ANTARA/HO-MPR/aa.)yang penuh tantangan.

Pantau - Anggota Komisi III DPR RI, Bambang Soesatyo, menekankan bahwa Hari Lahir Pancasila tidak boleh sekadar menjadi seremoni formal, tetapi harus menjadi momen refleksi terhadap peran setiap individu dalam menjaga persatuan bangsa, khususnya di ruang digital.

Ia menyampaikan bahwa merayakan Pancasila berarti menanamkan semangat persatuan dalam kehidupan sehari-hari meskipun masyarakat berbeda suku, agama, pilihan politik, dan budaya.

"Kita tetap satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa: Indonesia," ujar Bamsoet.

Persatuan di Dunia Digital dan Tantangannya

Menurutnya, perayaan Hari Lahir Pancasila penting untuk merenungkan kembali nilai-nilai dasar ideologi bangsa, terutama di tengah kompleksitas tantangan era digital dan derasnya arus informasi.

Bamsoet menegaskan pentingnya menginternalisasikan nilai-nilai lima sila Pancasila dalam setiap interaksi digital.

Ia menyoroti fenomena echo chamber dan algoritma media sosial sebagai penyebab sempitnya ruang dialog yang dapat memperkuat perbedaan dan polarisasi.

Ia menyatakan bahwa sila ketiga, "Persatuan Indonesia", sangat relevan ditegakkan dalam dunia digital saat ini.

Bamsoet juga memperingatkan adanya ancaman disinformasi dari luar negeri yang berpotensi menggoyang stabilitas nasional.

Sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, Indonesia memiliki posisi geopolitik yang strategis, dan ruang digital nasional bukanlah ruang yang steril dari pengaruh luar.

Oleh karena itu, nilai persatuan harus dijaga sebagai bagian dari ketahanan nasional digital.

Ia menekankan bahwa ketahanan digital hanya akan kuat bila ada kesadaran kolektif bahwa identitas digital adalah bagian dari identitas kebangsaan.

Seluruh elemen bangsa, terutama generasi muda, memiliki peran vital dalam menjaga nilai-nilai Pancasila di era digital.

Bamsoet mengingatkan bahwa setiap unggahan, komentar, dan interaksi daring harus mencerminkan apakah tindakan tersebut memperkuat atau justru merusak persatuan.

Pancasila Harus Diajarkan dengan Pendekatan Kreatif

Ia menyatakan bahwa nasionalisme di era digital adalah menjaga ruang digital dari kebencian dan perpecahan serta merawat kebhinekaan dengan literasi dan etika bermedia.

Bamsoet menegaskan bahwa pengajaran Pancasila tidak cukup hanya dengan buku teks atau hafalan, melainkan perlu pendekatan kontekstual dan kreatif.

Ia mencontohkan bentuk-bentuk kreatif seperti film pendek, vlog edukatif, hingga kampanye media sosial yang mengangkat narasi kebangsaan.

Beberapa komunitas daerah bahkan telah memproduksi konten edukatif berbahasa lokal untuk memperkuat jati diri kedaerahan sekaligus membangkitkan semangat kebangsaan.

Inilah, menurutnya, bentuk nyata semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" yang hidup dan berkembang di dunia maya.

Penulis :
Balian Godfrey