Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

BNPB Soroti Urgensi Tata Kelola Bencana Inklusif di Tengah Ratusan Kejadian Per Tahun

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

BNPB Soroti Urgensi Tata Kelola Bencana Inklusif di Tengah Ratusan Kejadian Per Tahun
Foto: BNPB dorong tata kelola bencana adaptif dan kolaboratif untuk tangani risiko tinggi akibat perubahan iklim(Sumber: ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/rwa/aa.)

Pantau - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menegaskan bahwa tata kelola penanggulangan bencana yang profesional dan inklusif menjadi kebutuhan mendesak di Indonesia, menyusul tingginya intensitas kejadian bencana sepanjang 2024.

Sepanjang tahun tersebut, rata-rata terjadi 10 bencana setiap hari, dengan total 3.472 kasus tercatat secara nasional.

Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, Raditya Jati, menyampaikan bahwa risiko bencana tertinggi saat ini dipicu oleh perubahan iklim yang menyebabkan cuaca ekstrem, banjir, serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Raditya menyampaikan pernyataan ini dalam kegiatan coaching clinic Kemendagri di Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Ia mengingatkan pemerintah daerah, khususnya di kawasan timur Indonesia, agar memperkuat sistem kebencanaan melalui sinkronisasi perencanaan berbasis Rencana Induk Penanggulangan Bencana (RIPB) 2020–2044.

Indonesia Urutan Kedua Negara Paling Rawan Bencana, Kolaborasi Lintas Sektor Jadi Kunci

Menurut Raditya, tantangan kebencanaan di Indonesia bersifat kompleks dan multidimensi, diperparah oleh posisi geografis yang berada di Cincin Api Pasifik.

Fakta ini membuat Indonesia rawan terhadap gempa bumi, tsunami, banjir, kekeringan, hingga karhutla.

Data dari World Risk Index 2024 menunjukkan Indonesia berada di peringkat kedua negara paling berisiko bencana di dunia setelah Filipina.

Indeks tersebut mempertimbangkan tingkat bahaya, keterpaparan, serta kapasitas masyarakat dalam merespons bencana.

Raditya menekankan bahwa tingginya frekuensi bencana tak hanya mengancam keselamatan jiwa, tetapi juga menjadi penghambat pembangunan dan sumber kerugian ekonomi yang besar.

Karena itu, ia menekankan pentingnya perencanaan matang dan kolaborasi lintas sektor untuk membangun ketangguhan nasional terhadap bencana.

Penulis :
Balian Godfrey