Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Polres Bogor Dirikan Posko Kesehatan Tangani Korban Ambruknya Majelis Taklim Asohibiyah

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Polres Bogor Dirikan Posko Kesehatan Tangani Korban Ambruknya Majelis Taklim Asohibiyah
Foto: Kapolres Bogor AKBP Wikha Ardilestanto meninjau lokasi robohnya bangunan Majelis Taklim Asohibiyah di Desa Sukamakmur, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (sumber: ANTARA/M Fikri Setiawan)

Pantau - Polres Bogor mendirikan posko kesehatan untuk menangani korban luka akibat ambruknya bangunan Majelis Taklim Asohibiyah di Desa Sukamakmur, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Minggu.

Evakuasi dan Penanganan Korban

Kapolres Bogor AKBP Wikha Ardilestanto menyampaikan bahwa pihaknya telah mengerahkan sebanyak 70 personel.

" Kami sudah menerjunkan 70 personel terbagi dari personel yang melakukan evakuasi dan penanganan di TKP. Kami juga mengirimkan tim kesehatan," ungkapnya.

Posko kesehatan berfungsi untuk memantau kondisi korban yang tidak dirujuk ke rumah sakit maupun klinik terdekat.

"Warga yang menjadi korban yang tidak dirujuk ke klinik dan rumah sakit kita tangani di sini. Beberapa ada ibu hamil, lansia dan anak-anak," ia menambahkan.

Selain tim kesehatan, Polres Bogor juga menurunkan sejumlah Polisi Wanita (Polwan) untuk memberikan pendampingan psikologis kepada para korban dan warga.

"Tim trauma healing terdiri dari beberapa Polwan tadi door to door melakukan trauma healing ke rumah warga," ujar AKBP Wikha.

Kondisi Korban dan Keterangan Pemda

Fokus utama kepolisian saat ini adalah penanganan korban sekaligus pengamanan lokasi kejadian.

"Sekarang fokus kita adalah mengamankan TKP terlebih dahulu. Nanti pendalaman akan dilakukan lebih lanjut, fokus hari ini adalah evakuasi dan pendalaman terhadap seluruh korban yang terdampak," tegas Kapolres Bogor.

Bupati Bogor Rudy Susmanto menyatakan jumlah korban akibat robohnya bangunan Majelis Taklim Asohibiyah mencapai lebih dari 80 orang.

Rudy menjelaskan bahwa kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW dihadiri sekitar 150 jamaah ibu-ibu sehingga membuat lokasi penuh sesak, baik di dalam, di luar, maupun di teras bangunan.

"Teras bangunan berdiri di pinggiran tebing, dan karena kelebihan kapasitas, akhirnya tidak mampu menahan beban. Akibatnya terjadi bencana, dan korban mencapai lebih dari 80 orang," kata Rudy.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor mencatat tiga orang meninggal dunia, sementara puluhan lainnya mengalami luka berat, sedang, maupun ringan.

Penulis :
Shila Glorya