
Pantau - Dunia modern tengah mengalami fragmentasi di berbagai bidang, termasuk pendidikan dan kebudayaan, yang berdampak pada melemahnya nilai-nilai pemersatu dan panduan moral tradisional.
Pormadi Simbolon dalam opininya yang berjudul "Dunia terfragmentasi, kita butuh tanggung jawab moral individu" menyoroti bahwa pendidikan saat ini cenderung terseret dalam logika untung-rugi serta kompetisi, namun minim keteladanan.
Ia juga mencatat bahwa kebudayaan lokal semakin terpinggirkan akibat mondialisasi gaya hidup konsumtif dan nilai-nilai instan yang bersifat komersial.
Mengutip pemikiran Zygmunt Bauman, Pormadi menjelaskan bahwa dunia saat ini berada dalam kondisi modernitas cair, di mana panduan moral tradisional seperti agama, keluarga, sekolah, dan negara mulai kehilangan otoritasnya.
Masyarakat modern menjadi serba cepat, serba sementara, dan hubungan antarindividu cenderung dangkal.
Pendidikan dan Kebudayaan Harus Tetap Jadi Pemersatu
Pormadi menyampaikan bahwa di tengah situasi yang penuh ketidakpastian, nilai-nilai yang memperdamaikan, memanusiakan, dan mempersatukan tetap sangat dibutuhkan.
Ia menekankan bahwa pendidikan dan kebudayaan masih memiliki peran penting dalam menyatukan masyarakat, meski turut terhimpit oleh arus fragmentasi global.
Pertanyaan mendasar yang ia ajukan adalah apakah individu di era ini masih memiliki kesadaran akan tanggung jawab moralnya.
Mengutip Bauman dalam Postmodern Ethics (1993), Pormadi menuliskan bahwa: "Tidak ada lagi otoritas tak terbantahkan yang memberi tahu kita apa yang benar dan salah; kita harus memilih tanggung jawab kita sendiri."
Dalam dunia yang kehilangan rambu moral yang kokoh, Pormadi menyerukan agar individu secara sadar mengambil alih tanggung jawab etis sebagai dasar untuk membangun kembali kohesi sosial yang inklusif dan beradab.
- Penulis :
- Balian Godfrey