
Pantau.com - Kecelakaan bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya sebuah kecelakaan. Selain karena faktor human error, hingga kondisi kendaraan yang tidak mendukung dapat menyebabkan kecelakaan.
Angka kematian akibat kecelakaan trasportasi darat, laut, bahkan udara masih terbilang mengkhawatirkan. Ratusan nyawa melayang akibat kecelakaan lalu lintas sepanjang tahun 2018. Berikut kaleidoskop kecelakaan transportasi 2018 di Indonesia.
Tanjakan Emen
Kecelakaan Tanjakan Emen. (Foto: Twitter/subangwestjava)
Kecelakaan maut di Tanjakan Emen, Jalan Raya Bandung-Subang, Kampung Cicenang, Ciater Subang, Jawa Barat, itu terjadi pada 10 Februari 2018 pukul 17.00 WIB. Kecelakaan yang melibatkan sebuah bus pariwisata itu menelan korban jiwa hingga 27 orang, lima luka berat, dan 12 lainnya mengalami luka ringan.
Bus pariwisata bernomor polisi F-7959-AA itu membawa rombongan dari Koperasi Simpan Pinjam Permata, Ciputat, Tangerang Selatan. Di jalan berkelok-kelok, sang sopir kehilangan kendali dan menabrak sebuah sepeda motor hingga menabrak tebing di sebelah kiri jalan. Kemudian, bus terguling di bahu jalan dan terseret hingga kurang lebih 2 meter.
Baca juga: Kecelakaan di Tanjakan Emen, Polisi: Lokasi Sama Persis dengan yang Kemarin
KM Sinar Bangun
Keluarga korban tenggelamnya KM Sinar Bangun menangis saat prosesi tabur bunga di kawasan titik tenggelamnya kapal di Danau Toba, Sumatera Utara (Foto: Antara/Sigid Kurniawan)
Pada 18 Juni 2018, KM Sinar Bangun tenggelam di perairan Danau Toba, Sumatera Utara. Kapal tenggelam di tengah perjalanan karena kelebihan kapasitas, cuaca buruk, serta human error. Kapal tenggelam sekitar satu mil dari Pelabuhan Tigaras.
Data yang didapat tim SAR gabungan menyebutkan jumlah korban KM Sinar Bangun seluruhnya 188 orang. Dari jumlah itu, 164 di antaranya dinyatakan hilang, 21 selamat dan tiga meninggal dunia.
Untuk memberikan penghormatan, dilakukan peletakan batu pertama berisi nama-nama para korban. Batu itu nantinya akan menjadi monumen peringatan yang berdiri di Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
Bus di Sukabumi
Petugas mengevakuasi bus masuk jurang di Sukabumi (Foto: Antara/Budiyanto)
Sebuah bus bermuatan rombongan PT Catur Putra Group Bogor mengalami kecelakaan pada Sabtu (8 September 2018). Bus dengan nomor polisi B 70=25 SGA mengangkut rombongan karyawan yang akan menggelar acara gathering di salah satu tempat di Cikidang.
Bus bermuatan puluhan orang itu masuk kejurang dengan kedalaman lebih dari 15 meter. Jumlah korban meninggal dunia sebanyak 17 orang, 2 orang kritis, dan 12 orang luka-luka. Dari penuturan korban yang selamat di ceritakan oleh kakaknya, saat peristiwa akan terjadi di dalam bus berbau solar.
Baca juga: Alasan Kenapa Keluarga Korban Lion Air JT-610 Minta Pembangunan Prasasti
Lion Air JT 610
Keluarga korban melakukan prosesi tabur bunga di lokasi jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 (Foto:Antara/Dhemas Reviyanto)
Pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT-610 rute Jakarta-Pangkalpinang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat pada Senin, 29 Oktober 2018.
Pesawat jenis Boeing Max 8 itu lepas landas pukul 06.02 WIB, namun 13 menit kemudian, pesawat itu hilang kontak. Lion Air JT-610 diketahui membawa 189 orang, yang terdiri dari 178 penumpang dewasa, 2 bayi, dan 8 awak pesawat.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan kecelakaan ini tidak terkait dengan kondisi cuaca di jalur yang dilintasi pesawat Lion Air JT 610. Tim pencari dari lintas instansi bergerak menuju lokasi. Sekitar pukul 10.00 WIB, sejumlah puing yang diduga berasal dari pesawat tersebut ditemukan. Pusat penanganan korban berada di Dermaga Kalijapat, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Adapun proses identifikasi korban berpusat di RS Bhayangkara (RS Polri) Tk I R Said Sukanto di Kramatjati, Jakarta Timur.
Basarnas menyatakan pencarian korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 dihentikan secara terpusat pada Sabtu (10 November 2018) pukul 13.30 WIB.
Tim DVI Polri pun telah menghentikan proses identifikasi jenazah korban, dengan jumlah korban teridentifikasi sebanyak 125 orang. Rincian korban yang telah teridentifikasi terdiri dari 89 laki-laki dan 36 perempuan dari total 189 penumpang.
- Penulis :
- Noor Pratiwi