Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Stok Beras Terbanyak Sepanjang Sejarah, Bulog Lombok Timur Pastikan Ketahanan Pangan Hingga Dua Tahun

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Stok Beras Terbanyak Sepanjang Sejarah, Bulog Lombok Timur Pastikan Ketahanan Pangan Hingga Dua Tahun
Foto: (Sumber: Kepala Perum Bulog Cabang Lombok Timur Supermansah (tengah) saat mendampingi Bupati Lombok Timur Haerul Warisin mengecek stok beras di Lombok Timur, Rabu (23/07/2025). ANTARA/HO-Humas Pemkab Lombok Timur.)

Pantau - Perum Bulog Cabang Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), mencatat stok beras di wilayahnya mencapai 35 ribu ton, jumlah tertinggi sepanjang sejarah, yang dipastikan cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan hingga dua tahun ke depan.

Gudang Penuh, Bulog Sewa Tujuh Gudang Tambahan

"Stok beras mencukupi untuk kebutuhan tahun 2025, bahkan dapat menopang kebutuhan hingga dua tahun ke depan," ungkap Kepala Perum Bulog Cabang Lombok Timur, Supermansah, dalam pernyataannya di Kabupaten Lombok Timur pada Rabu.

Ia menjelaskan, melimpahnya stok beras tersebut merupakan hasil dari sejumlah faktor, di antaranya tingginya harga pembelian pemerintah (HPP) saat panen raya sebesar Rp6.500 per kilogram di tingkat petani, koordinasi intensif bersama berbagai pihak, serta keterlibatan TNI dalam penyerapan gabah.

"Tingginya volume penyerapan beras ini membuat kapasitas gudang Bulog menjadi penuh, tak mampu menampung," ujarnya.

Dengan kapasitas satu gudang hanya 25 ribu ton, Bulog terpaksa menyewa tujuh gudang tambahan untuk menyimpan stok, apalagi penyerapan masih berlangsung di tengah panen kedua petani.

Supermansah berharap stok beras yang melimpah ini dapat menjadi instrumen pengendali harga beras di pasaran yang mulai merangkak naik.

SPHP Diperketat, Harga Beras di Pasar Tembus Rp13 Ribu

Bulog Lombok Timur menargetkan pengadaan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebesar 5 ribu ton tahun ini, dengan harga eceran tertinggi (HET) ditetapkan Rp11.000 per kilogram.

Namun, di lapangan, harga beras di masyarakat sudah menyentuh angka Rp13 ribu per kilogram.

Ia menyebutkan adanya permainan harga oleh oknum sehingga pengawasan distribusi SPHP melalui jaringan Rumah Pangan Kita (RPK) diperketat.

"Dengan SPHP ini, kami harapkan masyarakat kembali mengakses beras dengan harga sesuai ketetapan pemerintah," ujar Supermansah.

Lombok Timur Jadi Penyangga Pangan Nasional di Tengah Kemarau

Bupati Lombok Timur, Haerul Warisin, mengapresiasi ketersediaan pangan yang tetap terjaga di daerahnya.

Menurutnya, ketahanan pangan lokal sangat penting di tengah ketidakpastian iklim dan keterbatasan impor.

"Kami bersyukur kondisi pangan saat ini masih aman dan tercukupi. Sehingga kekurangan pangan bisa diantisipasi, bahkan Lombok Timur sampai saat ini masih menjadi kabupaten penyangga pangan nasional," jelasnya.

Haerul mengakui bahwa Lombok Timur tengah memasuki musim kemarau yang berdampak pada penurunan produksi padi.

Namun, ia tetap optimistis kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi dengan cadangan beras yang ada.

"Bahkan stok tahun ini menjadi terbanyak, sampai gudang Bulog harus ditambah untuk menampung beras," katanya.

Penulis :
Aditya Yohan