
Pantau - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan meminta masyarakat di pesisir Kalimantan Timur untuk mewaspadai potensi rob akibat pasang laut yang diperkirakan mencapai 2,7 hingga 2,8 meter pada 9–10 Agustus 2025.
“Pasang laut setinggi itu bisa berdampak pada sejumlah hal, seperti bisa merendam tambak dan bisa menyebabkan rob,” ungkap Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Diyan Novrida.
Tambak Perikanan dan Permukiman Berisiko Terendam
Pada 10 Agustus 2025, pasang laut tertinggi di perairan Kota Balikpapan diperkirakan terjadi pada pukul 07.00 Wita dengan ketinggian 2,8 meter, sedangkan surut terendah 0,3 meter diperkirakan terjadi pada pukul 24.00 Wita.
Wilayah yang berpotensi terdampak meliputi:
- Kawasan Samboja (Kabupaten Kutai Kartanegara)
- Kota Balikpapan
- Kabupaten Penajam Paser Utara
- Kabupaten Paser
Kawasan pesisir ini diketahui memiliki banyak tambak budidaya aktif seperti udang, ikan, dan kepiting, yang rentan rusak akibat terjangan air pasang.
“Pasang laut juga bisa mengganggu aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas sosial di kawasan pesisir, bahkan air laut bisa masuk ke permukiman warga yang dekat pantai, termasuk membahayakan bagi anak-anak yang bermain di pantai,” kata Diyan.
Peringatan Dini di Kawasan Sungai Mahakam dan Sungai Berau
BMKG juga mengeluarkan peringatan dini untuk masyarakat di sekitar muara Sungai Mahakam, khususnya Pulau Nubi dan sekitarnya.
Pada 10 Agustus, pasang tertinggi di muara Sungai Mahakam diprediksi mencapai 2,7 meter sekitar pukul 07.00 Wita, dengan surut terendah 0,4 meter pada pukul 13.00–14.00 Wita.
Sementara itu, di muara Sungai Berau, Kabupaten Berau, pasang tertinggi juga diperkirakan mencapai 2,7 meter pada pukul 09.00 Wita, dan surut terendah 0,3 meter terjadi pada pukul 16.00 Wita.
BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir pesisir (rob), terutama bagi warga yang bermukim atau beraktivitas di kawasan rendah dekat garis pantai.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf