
Pantau - Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Khusus Batam menghadirkan stasiun pelampung (life jacket station) di Pelabuhan Perahu Pancung Sekupang, Kepulauan Riau, sebagai upaya memperkuat budaya keselamatan pelayaran jarak pendek.
Stasiun pelampung ini ditujukan bagi masyarakat yang menggunakan transportasi laut, khususnya rute Sekupang menuju Belakangpadang.
Kepala KSOP Khusus Batam, Takwim Masuku, menyatakan bahwa kehadiran stasiun pelampung merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap keselamatan pelayaran yang selama ini kerap diabaikan.
"Selama ini kami bagikan pelampung langsung di kapal. Sekarang kami sediakan stasiunnya. Jadi, setelah beli tiket, penumpang bisa ambil life jacket, pakai saat berlayar, lalu dikembalikan di stasiun pelampung di tujuan," ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa pelampung bisa diambil dan digunakan secara gratis oleh penumpang sebelum naik kapal, lalu dikembalikan di stasiun pelampung Pelabuhan Pancung Pulau Belakangpadang.
KSOP Batam telah menyiapkan sebanyak 300 unit pelampung yang ditempatkan di dua lokasi, masing-masing 150 unit di Pelabuhan Sekupang dan 150 unit di Belakangpadang.
Selain itu, sekitar 100 pelampung juga telah dibagikan secara langsung kepada nelayan yang berada di wilayah Sagulung dan Belakangpadang.
Kolaborasi KSOP dan Dishub untuk Budaya Keselamatan
Program stasiun pelampung ini merupakan hasil kolaborasi antara KSOP Batam, Dinas Perhubungan Kota Batam (Dishub Batam), dan sejumlah pemangku kepentingan lainnya yang berkomitmen membangun budaya keselamatan pelayaran.
"Ke depan kami bersama Dishub Batam akan terus mengontrol penggunaan pelampung, termasuk masa berlaku dan kelayakan. Jika sudah tidak layak, kami minta asosiasi menggantinya. Ini untuk melindungi masyarakat yang setiap hari beraktivitas di laut," ujar Takwim.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Batam, Leo Putra, menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif KSOP tersebut.
Ia menilai bahwa sistem stasiun pelampung akan lebih membudayakan keselamatan dibandingkan hanya menyediakan pelampung di atas kapal.
"Kalau pelampung yang disediakan di boat pancung kadang tidak cukup atau tidak digunakan. Tapi, kalau langsung diberikan saat beli tiket, orang lebih terdorong untuk memakainya. Ini bentuk nyata budaya keselamatan," ia mengungkapkan.
Selain stasiun pelampung, KSOP Batam juga menjalankan program lainnya, seperti program e-pas kecil dan pelatihan Surat Keterangan Kecakapan (SKK) 60 mil bagi awak kapal tradisional agar dapat berlayar hingga 60 mil dari garis pantai.
KSOP Batam menyatakan sistem stasiun pelampung akan terus dikembangkan dan diperluas ke pelabuhan lain di wilayah Batam.
"Ini yang pertama kali, ke depannya kami melihat di titik-titik mana yang banyak diperlukan. Yang penting adalah untuk mengedukasi masyarakat agar memakai pelampung," kata Takwim.
- Penulis :
- Shila Glorya