billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Dua Kapal Tenggelam di Bali dalam Sebulan, Basarnas Minta Evaluasi Menyeluruh Sistem Keselamatan Pelayaran

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Dua Kapal Tenggelam di Bali dalam Sebulan, Basarnas Minta Evaluasi Menyeluruh Sistem Keselamatan Pelayaran
Foto: (Sumber: Ilustrasi: Petugas bersama warga berusaha menarik kapal cepat Bali Dolphin Cruise 2 ke tepi pantai di kawasan Sanur, Denpasar, Bali, Selasa (5/8/2025). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/nz)

Pantau - Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menyoroti dua insiden kapal tenggelam yang terjadi berturut-turut dalam satu bulan terakhir di perairan Bali sebagai peringatan serius bagi sistem keselamatan pelayaran nasional.

Direktur Operasi dan Latihan Basarnas, Edy Prakoso, menegaskan pentingnya evaluasi menyeluruh atas aspek muatan kapal, kelayakan armada, serta kesiapsiagaan terhadap kondisi cuaca ekstrem.

"Betul. Pengalaman insiden KMP Tunu seharusnya sudah menjadi catatan penting keselamatan pelayaran," ungkap Edy.

Basarnas menilai kedua peristiwa ini mencerminkan perlunya pembenahan dari otoritas pusat, daerah, hingga operator kapal agar kejadian serupa tidak terulang.

Dua Kapal Tenggelam, Puluhan Korban Jiwa

Kapal cepat Dolphin Cruise 2 tenggelam pada Selasa (5/8) sekitar pukul 15.15 WITA saat memasuki alur Pelabuhan Sanur, Denpasar, dengan membawa 75 penumpang dan lima anak buah kapal (ABK).

Sebanyak 77 orang berhasil diselamatkan, sementara tiga orang ditemukan meninggal dunia, termasuk dua wisatawan asal China.

Korban terakhir, I Kadek Adijaya Dinata (23), ditemukan dalam keadaan meninggal pada Rabu (6/8) di Pantai Padang Galak.

Edy menyampaikan keprihatinannya terhadap dugaan kelebihan muatan yang terjadi pada insiden Dolphin Cruise 2.

"Prihatin untuk kapal kecil dimuat segitu banyak penumpang (Dolphin Cruise 2), semoga pihak terkait bisa lebih memperhatikan kejadian tersebut, sehingga tidak mengurangi niat wisatawan karena bagi mereka keamanan dan kenyamanan menjadi hal utama," ia mengungkapkan.

Sebelumnya, KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam pada Rabu (2/7) saat berlayar dari Pelabuhan Ketapang ke Pelabuhan Gilimanuk di Selat Bali.

Kapal tersebut mengangkut 53 penumpang, 12 ABK, dan 22 kendaraan.

Dari kejadian tersebut, 30 orang dinyatakan selamat, 18 meninggal dunia, dan 17 orang masih hilang.

Dugaan Kelebihan Muatan dan Cuaca Ekstrem

Basarnas memberi perhatian khusus pada kemungkinan kelebihan muatan pada kedua kapal, terutama karena kondisi cuaca ekstrem yang tengah melanda perairan Bali.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini adanya gelombang tinggi antara 2,5 hingga 4 meter di Samudra Hindia selatan Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara yang berlaku dari tanggal 7 hingga 10 Agustus 2025.

Selain itu, terdapat dugaan adanya ketidaksesuaian antara data manifes dan jumlah penumpang di KMP Tunu Pratama Jaya, setelah beberapa keluarga korban menyatakan nama kerabat mereka tidak tercatat dalam manifes resmi.

Seluruh insiden tenggelamnya kapal ini kini telah ditangani oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk dilakukan investigasi lebih lanjut.

Penulis :
Aditya Yohan

Terpopuler