billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

KSTI 2025 Jadi Titik Awal Lahirnya Industri Berbasis Sains dan Teknologi di Indonesia

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

KSTI 2025 Jadi Titik Awal Lahirnya Industri Berbasis Sains dan Teknologi di Indonesia
Foto: Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menutup gelaran Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri (KSTI) 2025 di Sasana Budaya Ganesa (Sabuga), Bandung (sumber: ANTARA/Sean Filo Muhamad)

Pantau - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto resmi menutup Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025 di Sasana Budaya Ganesa (Sabuga), Bandung, pada Sabtu, 9 Agustus 2025, dengan menegaskan bahwa forum ini merupakan titik awal pembuktian sains untuk mendorong industri dan memajukan ekonomi nasional.

Sains dan Teknologi sebagai Penggerak Ekonomi

Brian menegaskan bahwa penutupan KSTI bukan akhir dari perjalanan, melainkan awal dari kerja besar para peneliti, profesor, dosen, dan mahasiswa untuk membuktikan bahwa Indonesia menguasai sains dan teknologi.

"KSTI ini bukan akhir ya. Setelah kita tutup ini bukan berakhir, tapi justru ini adalah awal bagaimana kerja-kerja besar, bagaimana kerja-kerja keras yang akan dilakukan oleh teman-teman peneliti, profesor, dosen-dosen bersama seluruh mahasiswa untuk membuktikan bahwa benar kita menguasai sains dan teknologi, bahwa benar sains dan teknologi itu bisa memberikan dampak lahirnya industri-industri berbasis sains dan teknologi," ungkapnya.

Ia menyebut KSTI 2025 berhasil melahirkan peta jalan riset nasional yang disusun melalui kolaborasi lintas sektor.

"Sehingga, penelitian-penelitian ke depan, kajian-kajian di perguruan tinggi itu bisa betul-betul menjawab tantangan atau permasalahan yang ada di industri, yang ada di BUMN, di UMKM-UMKM, maupun di pemerintahan," ujarnya.

Peta Jalan Riset dan Pesan Presiden

Brian optimistis peta jalan tersebut akan mendorong lahirnya industri berbasis sains dan teknologi di masa depan.

"Sehingga, apa yang kita harapkan bersama impor kita turun, kemudian produk-produk kita, ketergantungan kita terhadap luar negeri itu bisa berkurang, dan pada akhirnya semakin banyak industri di Indonesia. Tentunya, dari situ akan meningkatkan kesejahteraan bangsa kita," katanya.

Ia juga menyampaikan pesan khusus Presiden RI Prabowo Subianto kepada seluruh talenta riset tanah air untuk bergotong royong membangun Indonesia melalui riset dan penguasaan teknologi.

KSTI 2025 berlangsung pada 7–9 Agustus 2025 dan dihadiri lebih dari 350 pimpinan perguruan tinggi serta 1.000 peneliti terbaik Indonesia.

Forum ini memfokuskan integrasi riset, pendidikan tinggi, dan industri di delapan sektor prioritas: pangan, energi, kesehatan, pertahanan, maritim, hilirisasi dan industrialisasi, digitalisasi (termasuk AI dan semikonduktor), serta material dan manufaktur maju.

Dengan tema "Sains dan Teknologi untuk Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi", KSTI 2025 menjadi forum strategis nasional dan internasional untuk mempercepat transformasi ekonomi berbasis sains dan teknologi.

Penulis :
Shila Glorya