
Pantau - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengusulkan agar industri pertahanan yang saat ini berada di Bandung, seperti PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan PT Pindad, dipindahkan ke kawasan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati.
Usulan Relokasi Industri Pertahanan
Dedi menyampaikan bahwa keterbatasan lahan menjadi alasan utama usulan relokasi tersebut.
"Saya kemarin bertemu dengan Dirut PT DI ya, kemudian berkomunikasi dengan Dirut Pindad, dan berkomunikasi dengan KASAU. Pikirannya sama bahwa tidak mungkin misalnya PT DI di Bandung itu berkembang dengan pesat, dalam posisi untuk tes pesawatnya juga mengalami keterbatasan landasan karena telah padat oleh penduduk," ungkapnya.
Ia menilai tantangan yang dihadapi industri pertahanan di Bandung semakin besar dan perlu dicarikan solusi jangka panjang.
Dedi juga menggagas agar markas Angkatan Udara yang saat ini berada di Bandara Husein Sastranegara turut dipindahkan ke Kertajati.
"Dari mulai PT DI, Pindad, kalau Dahana kan memang sudah di Subang. Itu di sana, termasuk nanti angkatan udaranya, misalnya angkatan udara Husein ya pindah ke Kertajati. Karena di situ banyak tanah yang masih terbentang luas yang itu tanah negara. Apakah dikuasai oleh Kementerian Kehutanan, atau dikuasai oleh Perhutani, atau dikuasai oleh kementerian lain tetapi yang jelas itu statusnya tanah negara," jelas Dedi.
Potensi Kawasan Ekonomi Khusus
Menurut Dedi, sejumlah pihak merespons baik usulan relokasi tersebut.
"Dan setelah industri pertahanan pindah, akhirnya kemungkinan akan jadi kawasan ekonomi khusus," ujarnya.
Jika kawasan ekonomi khusus industri pertahanan terbentuk di Kertajati, maka aktivitas penerbangan di BIJB Kertajati diprediksi akan meningkat pesat.
Selain itu, beban anggaran Pemprov Jabar untuk mendukung bandara sebesar Rp60 miliar per tahun dapat dihapuskan.
"Ya hilang dong. Hilang kan nanti sudah dibiayai oleh industri pertahanan. Pemerintah provinsi tidak usah membiayai lagi," kata Dedi.
- Penulis :
- Arian Mesa
- Editor :
- Tria Dianti