
Pantau - Direktur Jaringan GUSDURian Alissa Wahid mengimbau pemerintah agar bijak dan melibatkan masyarakat dalam penyusunan kebijakan, khususnya kebijakan pajak.
"Kebijakan pemerintah dibuat tanpa kajian yang cukup. Suara rakyat semakin ditekan, sehingga muncul berbagai bentuk perlawanan, mulai dari kabur aja dulu atau Indonesia gelap," kata Alissa.
Gejolak Pajak dan Suara Demokrasi
Alissa menyoroti gejolak masyarakat akibat kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2), seperti di Pati yang naik 250 persen dan di Bone, Sulawesi Selatan yang naik 400 persen, hingga memicu demonstrasi.
Menurutnya, dalam sistem demokrasi, rakyat harus dilibatkan dalam setiap proses pengambilan keputusan.
"Demokrasi hanya bisa tegak jika kedaulatan sipil tetap kuat. Kalau kekuasaan sipil berada di bawah kendali militer, suara rakyat tidak akan pernah menjadi yang utama," tegasnya.
Krisis Iklim dan Keadilan Ekologis
Selain demokrasi, Alissa juga menekankan pentingnya isu ekologi yang akan dibahas dalam Tunas GUSDURian 2025.
Ia menegaskan bahwa krisis iklim semakin parah di Indonesia akibat dominasi industri ekstraktif yang sering mengabaikan aturan hukum.
"Hampir tidak ada pertambangan yang benar-benar memulihkan lingkungan. Bahkan kewajiban reklamasi sering diabaikan. Akibatnya, banyak masyarakat menjadi korban, jatuh ke lubang tambang, atau tanah tandus tanpa penghijauan kembali," jelasnya.
Menurut Alissa, isu ini bukan sekadar soal lingkungan, melainkan juga keadilan ekologis yang mencakup perlindungan masyarakat adat sekaligus menjaga hak-hak alam.
Tunas GUSDURian 2025
Tunas GUSDURian tahun ini mengusung tema Meneladani Gus Dur, Menguatkan Indonesia dengan melibatkan sekitar 2000 peserta dari komunitas GUSDURian, sahabat Gus Dur, tokoh lintas agama, akademisi, hingga lembaga masyarakat sipil.
Rangkaian acara mencakup Konferensi Pemikiran Gus Dur, Forum Gerakan, Festival Gerakan, Community Space (bazar dan pameran), Learning Space (ruang berbagi ilmu dan keterampilan), serta Malam Budaya.
Sejumlah tokoh yang dijadwalkan hadir antara lain KH. Husein Muhammad, Dewi Kanti Setianingsih, Greg Barton, Mahfud MD, Badriyah Fayumi, Kamala Candrakirana, Laode M. Syarif, Tantowi J. Musaddad, Nissa Wargadipura, dan Sandra Moniaga.
"Gus Dur itu bekerja berbasis nilai, kita fokus pada nilai-nilai tersebut harus diturunkan dalam bentuk yang lebih kongkret," tutur Alissa.
- Penulis :
- Aditya Yohan