Pantau - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Wamen ESDM) Yuliot Tanjung menegaskan izin ekspor konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia tidak akan diperpanjang setelah masa berlakunya berakhir pada 16 September 2025.
Pernyataan Pemerintah
Yuliot menjelaskan, izin ekspor sebelumnya diberikan sebagai bentuk relaksasi akibat kebakaran yang menimpa smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik, Jawa Timur, pada 14 Oktober 2024.
Kebakaran tersebut dikategorikan sebagai kejadian kahar atau force majeure, sehingga pemerintah memberi kelonggaran dengan memperpanjang izin ekspor yang semula berakhir pada Desember 2024 menjadi pertengahan 2025.
"Jadi itu kan dalam kondisi kahar, itu kan diperkirakan selesai, ini kan dalam jangka waktu 6 bulan. Ya seharusnya kalau sudah selesai, tidak ada perpanjangan lagi," ungkap Yuliot.
Ia menambahkan, Kementerian ESDM saat ini sedang melakukan evaluasi terkait izin ekspor Freeport.
"Nanti dicek dulu," ujarnya.
Posisi Freeport Indonesia
Direktur Utama PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan pihaknya menunggu hasil evaluasi pemerintah sebelum izin ekspor berakhir.
"Evaluasinya sebelum berakhirnya izin ekspor tanggal 16 September, itu akan dievaluasi oleh pemerintah. Ya kan evaluasinya bukan sebulan begitu kan, evaluasi kan dari laporan kita, karena ramp-up produksi kita sudah sesuai dengan kurva sebelumnya, yang kita sampaikan kepada pemerintah," jelas Tony.
Sebelumnya, Freeport juga melaporkan adanya gangguan operasi di PT Smelting, yang membuat sekitar 100 ribu ton konsentrat tembaga tidak dapat diproses akibat penundaan startup smelter karena perbaikan pabrik oksigen.
Dengan adanya evaluasi tersebut, keputusan final mengenai ekspor konsentrat tembaga Freeport akan diputuskan sebelum masa berlaku izin berakhir.
- Penulis :
- Shila Glorya
