Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Dirut PalmCo: Peremajaan Sawit Rakyat Jadi Kunci Ketahanan Pangan dan Energi Nasional

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Dirut PalmCo: Peremajaan Sawit Rakyat Jadi Kunci Ketahanan Pangan dan Energi Nasional
Foto: (Sumber: Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa (kanan) menjadi pembicara dalam seminar internasional, The 2nd International Conference on Agirculture, Food and Enviromental Science (ICAFES) tahun 2025 di Universitas Riau, Pekanbaru, Sabtu (30/8/2025). ANTARA/HO-PTPN PalmCo)

Pantau - Direktur Utama PTPN IV PalmCo, Jatmiko Santosa, menegaskan bahwa peremajaan sawit rakyat (PSR) merupakan faktor krusial dalam menjaga ketahanan pangan dan energi nasional di masa depan.

Tingkatkan Produktivitas Petani Sawit Melalui Kolaborasi

Dalam seminar internasional ICAfes 2025 yang digelar di Universitas Riau, Jatmiko menyampaikan bahwa kolaborasi lintas sektor sangat diperlukan untuk mendorong peningkatan produktivitas petani sawit rakyat yang saat ini masih memiliki ruang besar untuk optimalisasi.

"Kolaborasi dapat diwujudkan dengan mendorong intensifikasi produktivitas sawit petani yang saat ini masih memiliki ruang besar untuk optimalisasi," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa komoditas sawit telah menjadi tulang punggung ekonomi nasional, bahkan mampu bertahan di tengah berbagai krisis global.

"Ruang terbesar untuk improvement adalah dari sisi petani. Kita semua dapat berkolaborasi bersama untuk meningkatkan produktivitas petani sawit Indonesia melalui intensifikasi," tambahnya.

Menurutnya, PTPN IV PalmCo memiliki dua kunci utama untuk mendukung program nasional ketahanan pangan dan energi, salah satunya adalah penguatan produktivitas petani.

Inisiatif Konkret PalmCo dan Dampaknya

Data menunjukkan produktivitas petani sawit Indonesia masih berada di kisaran 2–3 ton crude palm oil (CPO) per hektare per tahun, jauh tertinggal dari produktivitas korporasi perkebunan profesional yang bisa mencapai 6 ton per hektare.

Untuk menjembatani kesenjangan tersebut, PalmCo telah meluncurkan berbagai inisiatif strategis, termasuk Program BUMN Untuk Sawit Rakyat.

Inisiatif ini mencakup penyediaan bibit unggul bersertifikat, dengan lebih dari dua juta batang bibit yang telah diserap oleh petani.

Selain itu, skema off taker diterapkan pada lebih dari 10.200 hektare lahan petani, serta penguatan kelembagaan koperasi petani sawit agar lebih berdaya dan mandiri.

Hingga tahun 2024, PalmCo telah mendukung pencairan dana dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) untuk peremajaan sawit rakyat di lahan mitra Koperasi Unit Desa (KUD) seluas 15.321 hektare.

Hasil dari model kemitraan tersebut sudah terlihat, di mana produktivitas tanaman menghasilkan (TM) plasma mencapai rata-rata 12,57 ton per hektare, bahkan ada lokasi yang mencatat produktivitas hingga 18,05 ton per hektare, melampaui standar nasional 12 ton per hektare.

Jatmiko menegaskan bahwa PSR merupakan strategi jangka panjang untuk menjaga daya saing industri sawit nasional.

"Melalui forum ini kami berharap ke depan kita akan saling berkolaborasi dan bersinergi untuk bersama-sama memperkuat inisiatif ini," tuturnya.

Ia juga menyatakan bahwa jika kolaborasi peningkatan produktivitas petani sawit berjalan dengan baik, maka selain ketahanan pangan, target implementasi biofuel B50 pada tahun 2027 juga akan tercapai.

Seminar ICAfes 2025 ini dihadiri oleh ratusan peserta, termasuk dekan fakultas pertanian dari berbagai universitas di Indonesia, dosen, peneliti, dan mahasiswa.

Turut hadir pula para ahli pangan dan lingkungan dari berbagai negara seperti Johan Kieft (ahli lingkungan PBB), Dr Idesert Jelsma (peneliti asal Belanda), Prof Ir Usman Pato (peneliti Gifu University, Jepang), serta akademisi dari Malaysia dan Filipina.

Penulis :
Aditya Yohan