
Pantau - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa 26 santri korban ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, masih menjalani perawatan intensif di sejumlah rumah sakit rujukan.
Korban Dirawat di Berbagai Rumah Sakit
"Korban dirawat di beberapa rumah sakit rujukan utama di Sidoarjo dan Surabaya-Mojokerto sesuai kondisi medis masing-masing", ungkap perwakilan BNPB.
BNPB melaporkan data sebaran korban di berbagai rumah sakit sebagai berikut:
- RSUD Notopuro merawat 40 pasien, terdiri dari delapan pasien rawat inap dan menangani dua santri yang meninggal dunia.
- RS Siti Hajar menangani 52 pasien, dengan 11 pasien rawat inap, satu pasien meninggal dunia, dan satu pasien dirujuk ke rumah sakit lain.
- RS Delta Surya merawat enam pasien rawat inap.
- RS Sheila Medika menerima satu pasien yang kini telah dipulangkan.
- RS Unair merawat satu pasien rawat inap.
BNPB menegaskan bahwa koordinasi terus dilakukan dengan pemerintah daerah, BPBD, dan fasilitas kesehatan setempat untuk memastikan seluruh kebutuhan medis dan logistik darurat bagi korban terpenuhi secara optimal.
Dukungan Psikososial dan Operasi SAR Masih Berjalan
Selain penanganan medis, BNPB juga menyampaikan bahwa tim gabungan telah menyiapkan layanan dukungan psikososial untuk membantu pemulihan mental para santri dan keluarga yang terdampak.
Layanan tersebut diberikan secara langsung di lokasi pengungsian dan rumah sakit tempat korban dirawat.
Sementara itu, operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) masih terus berlangsung.
"Operasi SAR juga masih berjalan, yang berdasarkan data absensi santri sebanyak 91 orang diduga tertimbun material bangunan", ujar petugas BNPB.
Upaya pencarian dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan setempat dengan menggunakan peralatan berat dan manual sesuai kebutuhan di lapangan.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf