billboard mobile
FLOII Event 2025 - Paralax
ads
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Tak Hadiri Konferensi Perdamaian di Mesir, Malaysia Tegaskan Komitmen terhadap Prinsip Perlindungan Palestina

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Tak Hadiri Konferensi Perdamaian di Mesir, Malaysia Tegaskan Komitmen terhadap Prinsip Perlindungan Palestina
Foto: (Sumber: PM Malaysia Anwar Ibrahim saat meninjau Sumud Nusantara Command Centre di Sepang, Malaysia, Selasa (30/9/2025). /ANTARA/HO-Kantor Perdana Menteri Malaysia..)

Pantau - Kementerian Luar Negeri Malaysia memberikan penjelasan resmi terkait ketidakhadiran negara tersebut dalam Konferensi Perdamaian Internasional di Sharm el-Sheikh, Mesir, yang digelar pada Senin, 13 Oktober 2025.

Konferensi yang dihadiri oleh 24 negara ini diselenggarakan oleh Amerika Serikat dan Mesir, dan hanya mengundang negara-negara yang secara eksplisit memberikan dukungan penuh terhadap Rencana Perdamaian yang diumumkan pada 29 September 2025.

Malaysia tidak termasuk dalam daftar undangan karena tidak menyatakan dukungan penuh secara langsung terhadap rencana tersebut.

Malaysia Tegaskan Dukungan Bersyarat dan Prinsip Keadilan

Dalam pernyataan resminya, Kementerian Luar Negeri Malaysia menegaskan bahwa pihaknya menyambut baik inisiatif perdamaian tersebut, namun tetap berpegang pada prinsip dan posisi yang telah lama diperjuangkan.

Malaysia menilai bahwa rencana perdamaian apa pun harus mencakup sejumlah aspek fundamental, antara lain:

  • jaminan perlindungan bagi rakyat Palestina,
  • pemberian bantuan kemanusiaan segera,
  • pengakhiran pendudukan Israel atas wilayah Palestina,
  • serta pembentukan Negara Palestina yang merdeka.

Pemerintah Malaysia menyebut prinsip-prinsip tersebut sebagai elemen penting demi mencapai perdamaian yang abadi dan berkeadilan di kawasan Asia Barat.

Meskipun tidak hadir, Malaysia menyambut positif adanya perjanjian gencatan senjata tahap pertama antara Hamas dan Israel yang telah disepakati pada 9 Oktober 2025.

Namun, Malaysia memilih bersikap hati-hati dan menilai bahwa kesepakatan tersebut merupakan langkah awal yang penting untuk mengakhiri kekerasan, kelaparan, dan kehancuran akibat perang di Gaza.

Kritik terhadap Absennya Pihak Terdampak

Kementerian Luar Negeri Malaysia juga menyoroti bahwa dua pihak utama yang paling terdampak dan berkepentingan langsung dalam proses perdamaian—yaitu Israel dan Hamas—tidak hadir dalam konferensi tersebut.

Kondisi ini dinilai sebagai kekurangan dalam proses diplomasi yang sedang berlangsung, karena dialog tanpa partisipasi langsung pihak yang berkonflik dinilai kurang efektif dalam menciptakan solusi menyeluruh dan berkelanjutan.

Malaysia menegaskan bahwa pihaknya akan terus berperan aktif dalam mendukung upaya-upaya perdamaian internasional yang menjunjung tinggi keadilan, kemanusiaan, dan kedaulatan Palestina.

Penulis :
Aditya Yohan