billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Wamenkomdigi: Bonus Demografi Harus Diimbangi SDM Cakap Teknologi untuk Kemandirian AI

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Wamenkomdigi: Bonus Demografi Harus Diimbangi SDM Cakap Teknologi untuk Kemandirian AI
Foto: (Sumber: Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria menyampaikan penjelasan dalam acara Reuni dan Seminar FAA PPMI di Auditorium Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, Sabtu (25/10/2025). (ANTARA/HO-Kementerian Komunikasi dan Digital).)

Pantau - Indonesia membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kecakapan teknologi untuk memanfaatkan momentum bonus demografi secara optimal.

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria menyatakan bahwa tantangan besar yang dihadapi saat ini adalah membangun SDM yang mampu beradaptasi dan bersaing di tengah dunia yang penuh ketidakpastian.

Bonus Demografi dan Tantangan Teknologi

Bonus demografi terjadi ketika jumlah penduduk usia produktif lebih besar dibandingkan penduduk usia non-produktif.

Menurut Nezar Patria, penduduk usia produktif Indonesia yang berusia antara 16 hingga 65 tahun diperkirakan akan mencapai 70 persen dari total populasi pada tahun 2035.

"Ini adalah kekuatan produktif yang luar biasa, dan kita hanya bisa menikmati itu sampai dengan 2035 di puncak 70 persen itu, setelah itu dia menyusut, dan selanjutnya sampai 2045 mungkin sekitar 60 persenan atau di bawah itu," ungkapnya dalam acara reuni dan seminar Forum Alumni Aktivis Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (FAA PPMI) di Auditorium Universitas Brawijaya, Malang, pada Sabtu (25/10).

Ia menekankan bahwa kekuatan demografi ini hanya akan bermanfaat jika angkatan kerja memiliki kecakapan, termasuk dalam bidang teknologi.

"Ini PR besar kita semua untuk membangun sumber daya manusia yang cakap, yang siap menghadapi tantangan baru di dunia yang penuh ketidakpastian," ujarnya.

Dorongan Kemandirian Teknologi dan AI

Dalam keterangan pers dari Kementerian Komunikasi dan Digital di Jakarta pada Senin, Nezar juga menyoroti pentingnya talenta di bidang kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk membangun teknologi yang sesuai dengan nilai dan budaya bangsa.

"Negara yang berada di global south selalu memakai produk-produk yang dari luar, nilai-nilai yang ada di sana ke mungkin tidak sejalan. Itulah mengapa kemandirian teknologi menjadi penting," tegasnya.

Pemerintah, lanjutnya, telah meluncurkan berbagai program untuk memperkuat kapasitas SDM di bidang teknologi digital.

Salah satunya adalah program “AI Talent Factory” yang bertujuan mencetak talenta digital andal di bidang AI.

Selain itu, pemerintah juga telah menyusun peta jalan untuk mempercepat penguasaan teknologi AI.

Kementerian Komunikasi dan Digital juga bekerja sama dengan Universitas Brawijaya dalam mencetak talenta AI yang siap bersaing secara global namun tetap mengakar pada nilai-nilai lokal.

Penulis :
Aditya Yohan