Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Duta Besar RI Dorong Boeing Perluas Produksi Komponen Pesawat di Indonesia Sesuai Kebijakan Hilirisasi

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Duta Besar RI Dorong Boeing Perluas Produksi Komponen Pesawat di Indonesia Sesuai Kebijakan Hilirisasi
Foto: Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat Indroyono Soesilo (kanan) bersama para pejabat KBRI Washington dan Boeing saat meninjau fasilitas produksi pesawat di pabrik Boeing di Seattle, Washington, AS, Kamis 13/11/2025 (sumber: KBRI Washington)

Pantau - Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Indroyono Soesilo, mendorong Boeing untuk memperluas kemitraan industri dengan Indonesia melalui peningkatan produksi komponen pesawat di dalam negeri.

Dorongan ini disampaikan saat Indroyono meninjau fasilitas manufaktur Boeing di Seattle, Washington, pada Kamis, 13 November 2025.

Ia menyatakan bahwa langkah tersebut sejalan dengan kebijakan hilirisasi industri yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.

Dalam keterangan pers KBRI Washington DC yang diterima di Jakarta pada Senin, Dubes Indroyono menyampaikan komitmen pemerintah Indonesia untuk mendukung peningkatan peran Indonesia dalam rantai pasok global Boeing.

"Kerja sama Indonesia dan Amerika Serikat perlu diperluas guna memperkuat konektivitas udara nasional," ungkapnya.

Indonesia Dinilai Punya Potensi Besar di Sektor Penerbangan

Boeing menyampaikan kesiapan untuk meningkatkan kolaborasi dengan Indonesia dan menyebut sejumlah perusahaan Indonesia telah menjadi bagian dari rantai pasok global mereka.

Perusahaan kedirgantaraan asal Amerika Serikat itu menilai Indonesia memiliki potensi pertumbuhan signifikan di sektor penerbangan, mengingat karakteristik geografis kepulauan yang menjadikan transportasi udara sebagai infrastruktur utama.

Boeing juga menyoroti pentingnya peremajaan armada pesawat Boeing yang beroperasi di Indonesia.

Meski Indonesia memiliki jumlah armada Boeing terbanyak di Asia Tenggara, rata-rata usia pesawatnya termasuk yang tertua di kawasan.

Dari total 474 pesawat Boeing yang beroperasi di Indonesia, hanya sekitar tujuh persen yang tergolong generasi terbaru.

Penguatan Kerja Sama Teknologi dan SDM

Dalam kunjungan tersebut, Indroyono juga berdiskusi dengan jajaran pimpinan Boeing serta profesional diaspora Indonesia.

Ia meninjau fasilitas produksi pesawat B-737 MAX dan membahas peluang kerja sama dalam bidang teknologi dan sumber daya manusia penerbangan, riset kedirgantaraan, serta pengembangan bahan bakar pesawat berkelanjutan berbasis biofuel.

Boeing menyampaikan apresiasi atas kontribusi profesional Indonesia di perusahaan tersebut yang dinilai memiliki kompetensi teknis tinggi dan memberi nilai tambah bagi ekosistem penerbangan global.

KBRI mencatat bahwa hubungan Indonesia dan Boeing telah terjalin sejak tahun 1949, saat Garuda Indonesia mulai mengoperasikan pesawat DC-3 buatan Douglas, perusahaan yang kemudian bergabung menjadi bagian dari Boeing, yang dibeli melalui sumbangan rakyat Aceh.

Penulis :
Arian Mesa