Pantau - Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar menegaskan bahwa siswa SMK dalam program SMK Go Global akan dibekali kemampuan bahasa asing sesuai negara tujuan penempatan.
Muhaimin menyampaikan “Sejak dini, kelas-kelas yang memang dipersiapkan untuk bekerja di luar negeri kita minta mengadopsi standar minimum kapasitas kompetensi bahasa yang disyaratkan,” ungkapnya dalam rapat tingkat menteri di Jakarta pada hari Selasa.
Langkah tersebut merupakan upaya meningkatkan kompetensi calon pekerja migran sejak dini, termasuk contoh penempatan ke Jepang di mana siswa kelas migran harus mempelajari bahasa Jepang dengan standar N4.
Menurut Muhaimin, standar N4 merupakan syarat kompetensi dasar untuk bekerja di Jepang.
Ia menyatakan “Harus langsung diadopsi, tidak usah pakai kurikulum lain. Hulunya dipersiapkan sejak awal”.
Pemerintah akan memfasilitasi pelatihan melalui Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), mencakup peningkatan kemampuan bahasa, penguatan keterampilan kerja, serta pemenuhan standar kompetensi negara tujuan.
Program SMK Go Global mulai berjalan pada akhir 2025 dengan anggaran khusus untuk tahun 2026 sebesar Rp15–25 triliun.
Jurusan prioritas akan disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja luar negeri dan saat ini sektor yang paling diminati meliputi welder, hospitality, dan caregiver.
Muhaimin menambahkan “Nanti juga ada kebutuhan di bidang konstruksi”.
Program ini menyasar siswa SMK dan siswa SMA dengan mekanisme pendaftaran yang sedang disiapkan melalui skema khusus di P2MI.
Tidak ada batasan khusus bagi peserta, termasuk lulusan SMK yang telah menganggur.
Durasi pelatihan bervariasi menurut bidang, di mana pelatihan hospitality berlangsung dua hingga empat bulan sementara pelatihan welder berlangsung hingga empat bulan.
Mekanisme lengkap pendaftaran dan penjurusan akan diumumkan setelah seluruh regulasi dan prosedur final disiapkan oleh P2MI.
Muhaimin menegaskan “Siapapun bisa mendaftar, tidak harus dari jurusan tertentu”.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
