
Pantau - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendukung penuh partisipasi pelaku industri film, animasi, dan video dalam ajang Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) Market 2025 sebagai bagian dari strategi promosi Intellectual Property (IP) lokal ke tingkat global.
"JAFF Market bukan sekadar ruang temu, tetapi jembatan kolaborasi yang memperkuat jalur adaptasi IP menjadi film dan serial. Ini membuka peluang komersial baru bagi kreator sekaligus memperkokoh rantai nilai industri," ungkap perwakilan Kemenparekraf dalam pernyataan resminya.
JAFF Market 2025 diselenggarakan di Jogja Expo Center (JEC), Yogyakarta, pada 29 November hingga 1 Desember 2025.
JAFF Market Jadi Ruang Strategis Bagi IP Kreatif Indonesia
Tahun ini, JAFF Market menghadirkan enam program unggulan, yaitu JAFF Future Project, Content Market, Talent Day, Film & Market Conference, Market Screening, dan Film Lab.
Forum ini dirancang untuk mempertemukan kreator IP dengan investor dan mitra potensial, guna mendorong proses komersialisasi karya kreatif ke pasar regional maupun internasional.
JAFF Market telah diakui sebagai salah satu forum film paling berpengaruh di kawasan Asia Tenggara.
"Menekraf sebut JAFF Market buka peluang IP kreatif Indonesia mendunia," ujar perwakilan Kemenparekraf.
Berdasarkan data penyelenggaraan JAFF Market 2024, tercatat dampak ekonomi mencapai Rp36 miliar, nilai kontrak kerja sama sebesar Rp18,5 miliar, lebih dari 6.723 pengunjung hadir, 151 stan pameran ditampilkan, 1.767 pertemuan bisnis digelar, serta 61 penandatanganan MoU berhasil dicapai.
"Di dalam Asta Cita ke-3 Presiden Prabowo, fokus pemerintah adalah meningkatkan lapangan kerja berkualitas salah satunya di industri kreatif. Sektor ini terbukti berkontribusi nyata dalam membuka lapangan kerja berkualitas baru, mendorong ekspor, menarik investasi, serta meningkatkan sumbangan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)," tambahnya.
10 IP Indonesia Dipromosikan, Dua Diantaranya Teken MoU Global
Pada JAFF Market 2025, Kemenparekraf menghadirkan 10 IP hasil kurasi dari kreator lokal dalam program Content Market, antara lain Amurva, Elang Hitam, Glommy Sunday, Jemawa Yangti, Journal Of Terror, Meng, Sangkakala Di Langit Andalusia, Tabi, The Summoning, dan World Without Sleep.
IP-IP tersebut ditampilkan dalam sesi pitching terkurasi dan pertemuan one-on-one bersama pelaku industri global.
Hasilnya, dua IP berhasil menandatangani nota kesepahaman internasional, yakni Tikam Samurai bersama BushiBros dan Locust bersama LMN VFX.
"Penandatanganan MoU ini menunjukkan bahwa IP Indonesia memiliki daya saing dan siap berkembang menjadi karya audiovisual bernilai tinggi. Kami berharap kolaborasi semacam ini terus diperluas agar semakin banyak IP nasional memasuki pasar internasional," jelas pihak Kemenparekraf.
Kementerian juga mendukung pelaksanaan Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2025 yang berlangsung pada 29 November hingga 6 Desember 2025 di Empire XXI Yogyakarta.
Melalui kolaborasi dengan Produksi Film Negara (PFN), booth EKRAF x PFN dihadirkan sebagai wadah komunitas film dari berbagai daerah untuk berbagi karya serta memperluas jaringan.
Fasilitasi ini bertujuan memperkuat komunitas film sebagai fondasi penting dalam membangun ekosistem perfilman nasional yang berkelanjutan.
"Event ini kami harapkan menjadi katalis lahirnya karya baru melalui kolaborasi regional dan global, sekaligus memperkuat ekosistem film, animasi, dan video Indonesia sebagai motor pertumbuhan ekonomi kreatif yang berdaya saing," pungkas perwakilan Kemenparekraf.
“Wamen Kebudayaan antusias jadikan JAFF Market pasar film terbesar Asia.”
- Penulis :
- Gerry Eka