
Pantau - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) menetapkan 28 kampus di wilayah Sumatera sebagai posko penanganan bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah daerah sejak awal Desember 2025.
Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya tanggap darurat terhadap bencana alam yang berdampak pada puluhan perguruan tinggi di tiga provinsi terdampak, yakni Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Posko Kampus Menjadi Pusat Koordinasi Tanggap Bencana
Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan Kemendiktisaintek, Fauzan Adziman, menyatakan bahwa penunjukan kampus posko dilakukan berdasarkan kedekatan lokasi dengan wilayah terdampak serta kesiapan institusi.
"Beberapa hal yang kami lakukan secara lebih rinci yaitu membagi kampus posko," ungkapnya.
Ke-28 kampus tersebut berfungsi sebagai pusat koordinasi di sekitar lokasi bencana untuk memetakan kebutuhan masyarakat terdampak dan memberikan layanan dari masing-masing kampus.
Di Provinsi Aceh, terdapat tujuh kampus yang ditunjuk, yaitu Universitas Syiah Kuala (USK), Universitas Teuku Umar, Universitas Jabal Ghafur, Universitas Almuslim Bireuen, Universitas Malikussaleh, Universitas Samudra, dan Politeknik Negeri Lhokseumawe.
Sebelas kampus di Provinsi Sumatera Utara yang ditetapkan sebagai posko adalah Universitas Negeri Medan, Politeknik Negeri Medan, Universitas Prima Indonesia, Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Pembangunan Panca Budi, Universitas Islam Sumatera Utara, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Universitas Medan Area, Universitas Graha Nusantara, Universitas Aufa Royhan, dan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan.
Sementara di Provinsi Sumatera Barat, sembilan kampus yang ditetapkan meliputi Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh, ISI Padangpanjang, Universitas Mohammad Natsir Bukittinggi, Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, Universitas Baiturrahmah, Politeknik Negeri Padang, Universitas Negeri Padang, Universitas Putra Indonesia, dan Universitas Andalas (Unand).
Satu kampus tambahan, Universitas Jambi di Provinsi Jambi, juga ditunjuk meskipun berada di luar wilayah terdampak langsung.
"Kami tambahkan satu di luar tiga provinsi (terdampak bencana) dan bisa membantu menjadi hub, yaitu Universitas Jambi," ia mengungkapkan.
60 Perguruan Tinggi Terdampak dan Bantuan Rp75,9 Miliar
Wakil Menteri Kemendiktisaintek, Fauzan, menjelaskan bahwa bencana banjir dan longsor telah berdampak pada total 60 perguruan tinggi di wilayah Sumatera.
Rinciannya, di Aceh terdapat 4 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan 27 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang terdampak.
Di Sumatera Utara, bencana memengaruhi 1 PTN dan 13 PTS, sedangkan di Sumatera Barat terdapat 9 PTN dan 6 PTS yang terkena dampak.
Untuk mendukung mahasiswa yang menjadi korban, Kemendiktisaintek telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp75,9 miliar.
Dana tersebut dirancang untuk memfasilitasi kebutuhan darurat mahasiswa, mulai dari relokasi tempat tinggal sementara hingga dukungan psikososial dan pendidikan.
- Penulis :
- Shila Glorya








