
Pantau - Polri menegaskan komitmennya dalam melakukan transformasi teknologi guna menciptakan pelayanan yang lebih profesional dan presisi kepada masyarakat.
Wakapolri Komjen Pol. Dedi Prasetyo menyampaikan hal ini dalam kegiatan Expo Pameran Teknologi Kepolisian dan Bedah Buku di Gedung Utaryo Sespim Lemdiklat Polri, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
"Teknologi bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan strategis agar Polri lebih profesional dan presisi dalam melayani masyarakat," ungkapnya.
Ia menekankan bahwa Polri harus bergerak cepat mengikuti perkembangan teknologi global demi meningkatkan efektivitas dan kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian.
Polri Bangun Fondasi Teknologi Mandiri
Dalam acara tersebut, Polri melalui Asisten Logistik (Aslog) juga tengah menyiapkan fondasi industri keamanan nasional agar Indonesia tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga produsen teknologi kepolisian.
Beragam inovasi ditampilkan dalam pameran teknologi, seperti drone udara untuk pemantauan dan evakuasi, robot taktis untuk penanganan situasi berbahaya, robot K9 untuk pencarian, sistem komunikasi portabel anti-jammer seperti WonTech, hingga platform analitik berbasis data.
Langkah ini menunjukkan keseriusan Polri dalam mewujudkan transformasi besar-besaran melalui pemanfaatan teknologi mutakhir, seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), robotika, sistem komunikasi modern, serta penguatan data dan kapasitas penyidik.
"Ini era baru bagi Polri. Kita sedang membangun fondasi kepolisian yang modern, mandiri dalam teknologi, dan semakin dipercaya oleh masyarakat," tegas Dedi.
Tantangan Kejahatan Digital dan Rekomendasi Strategis
Dalam kegiatan tersebut, hadir pula sejumlah penanggap yang memberikan pandangan strategis, termasuk Pakar Rekayasa Teknologi Dr. Hendy.
Menurutnya, tren global saat ini menunjukkan bahwa institusi kepolisian di berbagai negara tengah bergeser dari pendekatan reaktif menuju pendekatan prediktif.
Ia menekankan pentingnya pengembangan teknologi prediktif berbasis data dan kecerdasan buatan untuk menghadapi tantangan serius seperti maraknya kejahatan digital, penipuan berbasis AI, dan ancaman siber lintas negara.
Dr. Hendy juga mengusulkan adanya peta jalan (roadmap) teknologi selama 10 tahun ke depan, penguatan regulasi, perlindungan privasi, serta pembangunan sumber daya manusia teknologi secara berkelanjutan.
"Teknologi harus memberikan dampak sosial bagi masyarakat, bukan hanya menjadi jargon," ia mengungkapkan.
- Penulis :
- Leon Weldrick







