
Pantau - Suku Dinas Bina Marga Kota Administrasi Jakarta Selatan membangun 10 jembatan antarkampung (JAK) pada tahun 2025 guna meningkatkan konektivitas, mobilitas, dan keselamatan warga di kawasan permukiman.
Kepala Suku Dinas Bina Marga Jakarta Selatan Rifki Rismal menyampaikan bahwa program tersebut merupakan bagian dari peningkatan infrastruktur lokal, seraya mengatakan, "Pembangunan jembatan antarkampung dilakukan untuk meningkatkan konektivitas dan mobilitas warga."
Sebaran Lokasi Jembatan Antarkampung
Sebanyak 10 jembatan antarkampung dibangun di lima kecamatan, yakni Tebet, Pancoran, Pesanggrahan, Kebayoran Lama, dan Kebayoran Baru.
Di Kecamatan Tebet, dua jembatan dibangun di Kelurahan Tebet Barat, masing-masing JAK Staff 3 dengan bentangan 9,22 meter dan JAK Staff 7 dengan bentangan 9,76 meter.
Di Kecamatan Pancoran, pembangunan dilakukan di Kelurahan Pengadegan melalui JAK Pengadegan 3 dan JAK Pengadegan 12.
Kecamatan Pesanggrahan menjadi wilayah dengan jumlah jembatan terbanyak, meliputi JAK H Jali di Kelurahan Petukangan Utara, JAK Bulak Sari di Kelurahan Pesanggrahan, serta JAK Melati 3 di Kelurahan Ulujami.
Di Kecamatan Kebayoran Lama, dua jembatan dibangun yakni JAK Pulo Mawar di Kelurahan Grogol Utara dan JAK Jati Indah di Kelurahan Pondok Pinang.
Sementara itu, Kecamatan Kebayoran Baru mendapatkan pembangunan JAK Gang Mulia yang berlokasi di Kelurahan Kramat Pela.
Spesifikasi dan Anggaran Pembangunan
Bentangan jembatan yang dibangun bervariasi mulai dari 5,4 meter hingga 21,36 meter dengan luas antara 10,14 meter persegi hingga 30,97 meter persegi.
Penyesuaian ukuran jembatan dilakukan berdasarkan kondisi lingkungan sekitar dan kebutuhan akses masyarakat setempat.
Total anggaran yang digunakan untuk pembangunan 10 jembatan antarkampung tersebut mencapai Rp3.771.260.875 sebagai upaya mendukung mobilitas dan keselamatan pengguna jalan di Jakarta Selatan.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf








