
Pantau - Anggota Komisi X DPR RI Lisda Hendrajoni mengungkapkan keprihatinannya terkait beberapa persoalan pendidikan di Indonesia yang masih belum terselesaikan.
Salah satu masalah yang disorot adalah ketimpangan antara sekolah favorit dan sekolah yang kurang diminati, sehingga memicu persaingan ketat di kalangan orang tua untuk memasukkan anak-anak mereka ke sekolah favorit.
Lisda menegaskan, masalah ini perlu menjadi perhatian bersama agar sektor pendidikan dapat menambah jumlah sekolah dengan sarana dan prasarana yang merata dan memadai di seluruh wilayah Indonesia.
“Persoalannya saat ini, bagaimana peran negara hadir? Adakah niat baiknya atau tidak? Apakah dalam hal ini negara mampu membangun sekolah dan memberikan pelatihan-pelatihan kepada guru-guru kita?” ujar Lisda usai melakukan Kunjungan Kerja Reses Komisi X ke Banda Aceh, Jumat (12/07/2024).
"Sekolah dan guru-guru yang berkualitas merupakan investasi masa depan bangsa ini, sedangkan untuk membangun jembatan dan jalan tol saja bisa," imbuhnya.
Politisi Partai NasDem ini menjelaskan, saat ini semakin tinggi jenjang pendidikan, semakin berkurang jumlah sekolah yang tersedia.
Jumlah SD lebih banyak dibandingkan jumlah SMP, dan jumlah SMP lebih banyak dibandingkan jumlah SMA.
“Dengan situasi ini, banyak anak yang tidak mendapatkan kesempatan bersekolah, terlepas dari masalah ekonomi,” ujarnya.
Menurut Lisda, permasalahan ini seharusnya menjadi kewajiban negara untuk memastikan semua anak di Indonesia mendapatkan hak pendidikan.
"Ini benar-benar melanggar Undang-Undang 1945, di mana pemerintah seharusnya hadir dalam upaya mencerdaskan seluruh anak bangsa sesuai amanat UUD 1945. Maka itu, negara wajib hadir dan turun tangan mewujudkan hal tersebut," pungkasnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas