HOME  ⁄  News

Bertambah jadi 3 Orang, Ini Motif Pelaku Pembacok Pendukung Cabup Sampang hingga Tewas

Oleh Fithrotul Uyun
SHARE   :

Bertambah jadi 3 Orang, Ini Motif Pelaku Pembacok Pendukung Cabup Sampang hingga Tewas
Foto: Konferensi Pers Kasus Pembacokan Pendukung Cabup Sampang/ANTARA

Pantau - Sebanyak tiga orang bernama Abdul Rohman, Fendi Sranum, dan M Suaidi ditangkap usai melakukan penganiayaan terhadap Jummy Sugito Putra (44) hingga tewas di Sampang, Jawa Timur. Polisi ungkap motif pembacokan tersebut.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jatim Kombes Pol Farman menjelaskan kasus pembacokan tersebut bermula saat H Slamet Junaidi (Calon Bupati Sampang nomor 2) berkunjung ke padepokan Babussalam milik Kiai Mualif.

"Karena kunjungan mendadak, Kiai Mualif meminta santri nya mengumpulkan jamaah untuk menyambut kedatangan H Slamet Junaidi. Kunjungan itu, diketahui oleh Kiai Hamduddin (saudara Kiai Mualif)," kata Farman, Kamis (21/11/2024).

Baca: Pendukung Cabup Sampang Tewas Dibacok, Pelaku Ditangkap!

Baca juga: Suami di Blitar Bacok Istri Pakai Parang, Luka Kepala-Jari Putus

Saat itu, Kiai Hamduddin memergoki rombongan H Slamet melintas di depan rumah miliknya dan menuju padepokan milik Kiai Mualif.

"Dari sanalah permasalahan dimulai. Kiai Hamduddin tidak terima karena dia lebih tua dari Kiai Mualif," ucap Farman.

Farman menuturkan kunjungan H Slamet tersebut tanpa izin Kiai Hamduddin sehingga pihak Kiai Hamduddin memblokade jalan dengan mobil dan potongan kayu dengan tujuan menghalangi akses keluar jalan dari padepokan milik Kiai Mualif.

Pihak Kiai Mualif yang tak terima jalannya diblokade pun mendatangi padepokan Kiai Hamduddin. Kiai Mualif memerintah Jimmy Sugito Putra (korban) dan tiga orang lain yakni Muadi, Mat Yasid, Abdussalam untuk meminta Kiai Hamduddin membuka blokade jalan tersebut.

"Namun, Kiai Hamduddin menolak hal itu dan menyarankan rombongan agar lewat jalan lain. Lalu, salah satu kelompok Kiai Mualif mengatakan dengan logat Madura ke penghadang. Mon Acarok Gih Degik Yeh. (Kalau mau carok nanti saja)," jelas Farman.

Kemudian, rombongan H Slamet Junaidi tetap meninggalkan lokasi melalui jalur lain. Tidak jauh setelah meninggalkan rumah Kiai Mualif, terjadi cekcok antara kelompok Kiai Mualif dan Kiai Hamduddin.

"Kiai Hamduddin tak terima karena pihak Kiai Mualif mengumpulkan santri dzikir tanpa izin atau kulonuwun kepada Kiai Hamdudin selaku tokoh agama Ketapang Laok," ujar Farman.

Baca juga: Pembacok Pria hingga Tewas di Nganjuk Serahkan Diri, Motifnya gegara Sakit Hati

Baca juga: Pria di Depok Tiba-tiba Diserang saat Nongkrong lalu DibacokFarman menyebutkan pihak Kiai Hamduddin merasa pihak Kiai Mualif kurang ajar karena cuma pendatang kok mendatangkan orang.

"Dijawab Asrofi (suruhan Kiai Mualif) Kurang ajarnya seperti apa? Wong di sini cuma mampir. Salahnya dimana? Masa mau ditolak kan tidak enak," ucap Farman.

Dari cekcok mulut itu, Afrofi diminta untuk masuk ke Padepokan oleh Jimmy Sugito Putra (korban). Namun, Asrofi dikejar oleh kelompok Kiai Hamduddin. Korban Jimmy berusaha melindungi Asrofi dari kejaran massa. Dari insiden tersebut, muncul isu jika Kiai Hamduddin dipukul oleh kelompok Kiai Mualif.

"Isu tersebut membuat kelompok Kiai Hamduddin marah hingga terjadilah penganiayaan terhadap korban Jimmy Sugito Putra," ungkap Farman.

Dari peristiwa tersebut polisi telah menetapkan tiga tersangka yakni Ketiga tersangka ini adalah Moh Suaidi, Fendi Sranum dan Abdul Rohman. Ketiga tersangka dijerat dengan Pasal 170 ayat 2 ke-3e KUHP tentang kekerasan yang mengakibatkan kematian. Saat ini, tiga tersangka itu telah ditahan di Rutan Polda Jatim dengan ancaman hukuman 10 tahun penjara.

Sebelumnya, peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (17/11), korban sempat dibawa ke RSUD Ketapang namun nyawanya tidak tertolong karena mengalami pendarahan aktif, akibat sabetan senjata tajam di bagian muka, punggung, dan tangan.

Penulis :
Fithrotul Uyun
Editor :
Fithrotul Uyun