Pantau Flash
HOME  ⁄  News

Geger! Dosen di Mataran Lecehkan Sesama Jenis Modus Buka Paguyuban

Oleh Firdha Riris
SHARE   :

Geger! Dosen di Mataran Lecehkan Sesama Jenis Modus Buka Paguyuban
Foto: Dirreskrimum Polda NTB, Kombes Pol Syarif Hidayat (kanan). (ANTARA/Dhimas B.P.)

Pantau - Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) menangani laporan korban kasus sodomi seorang dosen yang diduga menjalankan modus kejahatannya dengan membuka sebuah paguyuban bernama ‘Agresi’ di wilayah Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat

Dirreskrimum Polda NTB, Kombes Pol Syarif Hidayat, mengatakan bahwa laporan tersebut kini menjadi catatan penanganan kasus terakhir di penghujung tahun 2024.

"Untuk laporan kasus terakhir yang kami terima kemarin ini akan menjadi perhatian dan atensi kami. Isu-isunya memang ada beberapa korban, tetapi yang baru kami terima laporannya dari satu korban. Ini akan kami lakukan penyelidikan lebih lanjut," kata Syarif dilansir Antara, (29/12/2024).

Syarif menyampaikan bahwa terlapor dalam kasus ini berprofesi sebagai dosen salah satu universitas di Kota Mataram. Korban yang melapor merupakan seorang alumni mahasiswa.

"Perlu diketahui bahwa korban dan pelaku (terlapor) ini sama-sama satu jenis," katanya. 

Baca juga: Remaja di Bandar Lampung Sodomi Bocah Tetangga gegara Sering Nonton Video Porno

Adapun korban mulai mengenal terlapor saat ikut bergabung dengan paguyuban ‘Agresi’ milik terlapor. Dalam laporan, korban mengaku menerima perilaku pelecehan seksual sesama jenis dari terlapor pada pertengahan September 2024 saat ada kegiatan di paguyuban tersebut.

"Dari laporan korban, menyebutkan kalau dirinya adalah korban terakhir, dan ada pula korban-korban lain sebelumnya," katanya.

Atas adanya laporan tersebut, Syarif memastikan bahwa pihaknya akan secara profesional dan sesuai prosedur menindaklanjuti laporan. Polis puni menindaklanjuti laporan dengan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang berada di paguyuban, pada Jumat (27/12).

"Karena kejadiannya ini September, kami harus lakukan penyelidikan mendalam. Kami melakukan olah TKP untuk mengambil sketsa. Karena kejadiannya di Gunungsari, tim ke sana untuk mengetahui posisi korban dimana, posisi terlapor dimana saat itu," jelasnya.

Lebih lanjut, selain melakukan olah TKP, dalam proses penyelidikan ini pihak kepolisian juga mendalami keterangan pelapor yang menyebut adanya korban lain.

"Kami akan dalami siapa-siapa korban sebelumnya, akan kami cari dan gali informasi dari mereka. Kalau memang bisa kami ambil keterangannya dalam pemeriksaan, itu lebih baik, karena itu akan menguatkan alat bukti atas kejadian atau perbuatan yang diduga dilakukan oknum (dosen) ini," katanya.

Baca juga: Bejat! Pria di NTB Sodomi 10 Anak, Diimingi Uang Rp50 Ribu

Begitu juga dengan modus terlapor melakukan aksi kejahatannya dalam kegiatan di paguyuban. Syarif memastikan hal tersebut akan terungkap dalam proses penyelidikan.

"Ini yang akan kami dalami, modusnya seperti apa, tetapi informasi yang didapat bahwa korban ini menganggap pelaku mempunyai kekuatan spiritual, itu yang pertama, yang kedua, menganggap bahwa pelaku ini orang yang dihormati, orang yang disegani," ujarnya

Untuk permintaan keterangan terhadap terlapor, Syarif memastikan pihaknya akan melakukan hal tersebut dalam rangkaian penyelidikan. Ia pun mempersilakan kepada masyarakat yang pernah merasa menjadi korban dalam kasus ini untuk datang melapor ke Polda NTB.

"Jadi, kami lengkapi dahulu bukti-bukti yang mengarah ke sana (perbuatan sodomi), baru ke oknum (dosen),"  katanya.

"Jangan berikan keterangan ke tempat lain agar kerahasiaan (identitas pelapor) tetap terjaga, kami jamin itu," lanjut Syarif.

Baca juga: Polisi Tangkap Pria di Purwakarta Diduga Sodomi 9 Bocah Laki-laki

 

Penulis :
Firdha Riris