
Pantau - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Sugiono menyerukan pentingnya perdamaian sebagai penggerak utama pembangunan berkelanjutan dalam pertemuan G20 Foreign Ministers' Meeting di sela Sidang ke-80 Majelis Umum PBB, New York.
Perdamaian Sebagai Syarat Pembangunan
“Indonesia meyakini bahwa perdamaian adalah penggerak utama. Jika kita menginginkan pembangunan yang berkelanjutan, jika kita ingin kerja sama yang berhasil, karena tanpa perdamaian, agenda bersama kita menjadi tidak mungkin tercapai,” kata Sugiono.
Ia menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi dunia saat ini, seperti:
- perubahan iklim yang semakin cepat,
- kesenjangan sosial dan ekonomi yang melebar,
- ketidakamanan pangan dan energi,
- serta ketegangan geopolitik yang mengguncang stabilitas global.
Menurutnya, semua tantangan itu saling terkait dan tidak ada satu negara pun yang mampu mengatasinya sendirian.
Oleh karena itu, ia menekankan perlunya kerja sama melalui dialog, kemitraan, dan kepercayaan, serta menghidupkan kembali multilateralisme dengan PBB sebagai pusatnya.
Dorongan untuk Reformasi dan Dukungan SDG
Sugiono menekankan peran G20 dalam mendukung inisiatif Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, termasuk peningkatan efisiensi PBB, penguatan mandat, dan penyelarasan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG).
Ia meminta negara-negara G20 mengakui urgensi menutup kesenjangan pembiayaan SDG yang mencapai 4 triliun dolar AS (sekitar Rp67.184 triliun).
“Kita membutuhkan sumber pembiayaan baru dan inovatif. Bank pembangunan multilateral harus direformasi untuk melayani kebutuhan negara-negara berkembang. Dan yang sama pentingnya, kita juga harus mengatasi ketimpangan,” tegasnya.
Pertemuan G20 kali ini berada di bawah kepemimpinan Afrika Selatan. Forum ini terdiri dari 19 negara dengan perekonomian terbesar di dunia ditambah Uni Eropa.
Sugiono menekankan bahwa peran G20 krusial untuk menciptakan fondasi stabilitas ekonomi global, mendorong pembangunan, dan mengimplementasikan komitmen internasional seperti Pact for the Future serta Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf