
Pantau - PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) menegaskan komitmennya dalam membantu klub-klub Liga 1 Indonesia mengatasi berbagai tantangan terkait lisensi klub dan aspek profesionalitas lainnya dalam pengelolaan tim.
Komisaris Utama PT LIB, Zainudin Amali, menegaskan bahwa institusinya tidak main-main dalam urusan lisensi klub dan terus mencari solusi agar klub bisa tetap berkompetisi secara sah dan profesional.
"Licensing ini kita enggak main-main, yang penting udah ya, kita bisa tetap (berkompetisi). LIB membantu mencarikan jalan keluar. Kita tentu berterima kasih kepada pemerintah yang telah membantu menyiapkan lapangan oleh Presiden Prabowo," ujarnya.
Hanya 9 Klub Penuhi Standar Lisensi pada Tahun Lalu
Zainudin juga mencontohkan kerja sama jangka panjang sebagai solusi, seperti yang dilakukan Persib Bandung dengan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).
"Mungkin nanti sesuai kesepakatan seperti yang telah dilakukan Pak Teddy di Persib. Beliau bisa membuat kerja sama GBLA dengan Persib selama 30 tahun," jelasnya.
Berdasarkan data pada Mei tahun lalu, hanya sembilan dari 18 klub Liga 1 yang berhasil memenuhi dokumen untuk masuk ke dalam sistem Club Licensing Administration System (CLAS) dari Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC).
Kesembilan klub tersebut adalah Bali United FC, Borneo FC Samarinda, Persik Kediri, Madura United FC, Persebaya Surabaya, Persib Bandung, dan Persija Jakarta.
Musim 2024/2025 Jadi Simulasi Penilaian Lisensi Klub
Direktur Operasional PT LIB, Asep Saputra, menjelaskan bahwa lisensi klub tidak hanya penting dari segi regulasi, tetapi juga berdampak pada dukungan komersial dari PT LIB.
"Liga juga sudah memberikan penekanan sejak musim lalu, bahwa klub yang tidak dapat licensing itu tidak akan dapat kontribusi komersial, jadi ini bentuk trigger kita, stimulus kepada para klub untuk bisa mengikuti," katanya.
Asep menambahkan bahwa musim 2024/2025 akan dijadikan sebagai simulasi atau "SIM" untuk mengikuti Liga 1 musim berikutnya.
"Kalau musim 2024/2025 ini adalah sebagai ‘SIM’ untuk mengikuti Liga 1 tahun depan. Klub liga 1 yang gagal dalam salah satu kriteria yang dari lima tadi, maka ada sanksi pengurangan poin di musim yang akan datang," tegasnya.
Ada lima aspek utama yang dinilai dalam pemenuhan lisensi klub, yakni asas, keolahragaan, legal, personal dan administrasi, infrastruktur, serta keuangan.
"Tentu ada saatnya kita bantu, ada saatnya kita kencang juga, bukan semata-mata ada pandangan ah saya kan tidak lolos ke AFC, kan ada nasional klub licensing juga. Platformnya sama dengan sistem AFC, hanya ada beberapa sedikit relaksasi di beberapa standar," tutup Asep.
- Penulis :
- Pantau Community