Pantau Flash
HOME  ⁄  Olahraga

Proliga 2019: Voli Putri, Jakarta Pertamina Energi Juara Final Four

Oleh Tatang Adhiwidharta
SHARE   :

Proliga 2019: Voli Putri, Jakarta Pertamina Energi Juara Final Four

Pantau.com - Tak menurunkan pemain utamanya, Tim voli putri Jakarta Pertamina Energi, berhasil menaklukkan Jakarta PGN Popsivo Polwan dengan skor 3-1 (16-25, 25-20, 25-23, 25-11) di laga putaran kedua final four Proliga 2019 yang digelar di GOR Ken Arok Malang, Jawa Timur, Minggu 17 Februari. Praktis ini membuat Pertamina Energi mengantongi uang sebesar Rp40 juta, dan memastikan keluar sebagai juara final four.Jakarta Pertamina Energi menyimpan pemain utamanya pada laga terakhirnya, berbeda dengan Jakarta PGN Popsivo Polwan yang menurunkan skuad terbaiknya untuk mencuri poin, walaupun sudah tidak ada pengaruhnya, Amalia Fajrina dkk bermain cukup ngotot pada set pertama. Pertamina Energi pun belum mampu keluar dari tekanan dan menyerah 25-16. Hingga memasuki set kedua Pelatih Pertamina Energi, Muhammad Ansori, pun belum menurunkan kedua pemain asingnya dan pemain utamannya, namun mereka mampu mengebrak pertahanan PGN Popsivo sehinggalawan keteteran dan tertinggal 8-11, bahkan Novia Andriyanti dkk semakin bermain lepas hingga memimpin jauh 21-17, dan menutup set kedua dengan 25-20.Jakarta Pertamina Energi pun tidak mengendorkan permainan, bahkan langsung memimpin set ketiga 15-11, namun Aprilia Manganang dkk mampu menyamakan skor 21-21, tapi penampilan impresif Amasya Manganang membuat Pertamina Energi menutup set ketiga dengan 25-23. Namun memasuki set keempat PGN Popsivo menarik pemain utamanya, dan memainkan second playernya, mereka pun langsung ketinggalan jauh 4-12, tanpa perlawanan ngotot pun pertandingan diakhiri Pertamina Energi dengan skor 25-11.

Baca Juga: Ini Daftar Empat Tim Putra dan Tim Putri yang Lolos ke Babak Final Four Proliga 2019 “Syukur hari ini anak-anak walaupun yang second player yang main. Kemampuannya hampir sama, saya punya Open spike nya Anna dan De La Cruz itu saya simpan, tapi saya punya Amasya sama Megawati, mereka juga terbaik, di Indonesia juga bagus, karena posisinya ada yang lebih akhirnya dia di cadangkan, kualitas tim saua hampir sama. Popsivo juga tadi set pertama sampai ketiga tidak melepas, jadi saya belajar dan mencoba anak-anak untuk menerapkan blok, serve sama defense, ternyata berhasil, dan itu akan kita coba lagi nanti di Jogja,” ujar Pelatih Pertamina Energi, Muhammad Ansori usai pertandingan.Ansori juga mengatakan jika pertandingan melawan Popsivo diibaratkan simulasi menuju grand final, tapi ia mengaku jika masih menyimpan dua pemain intinya.“Kita simpan dulu karena kemarin mereka kecapean, Anna jiga habis di shaking jadi takut kalau dipaksakan nanti kram, jadi istirahatkan supaya final onfire. Sapu bersih di final four buka karena kebetulan, jadi saat di Kediri kita hany perlu satu kemenangan, tetapi anak-anak tidak mau karena disitu ada iming-iming dari pengurus, dan hasilnya terbukti walaupun second player yang main tapi mereka menunjukkan permainan luar biasa,” tambahnya.

Baca Juga: Ini Dia Jadwal Final Four Proliga 2019 Lengkap di Inews TV

Sedangkan Manajer Pertamina Energi, Widi Triyoso, mengatakan jika memang strateginya ingin mengistirahatkan pemain asing. "Sebenarnya itu karena kita meng-under estimate lawan, bahkan pelatih sudah bilang jika akan memankan pemain second playernya jadi memohon juga nanti kalau mainnya tidak seperti biasanya, tapi itu memang satu dari strategi,” ungkap Widi.Sementara Pelatih Jakarta PGN Popsivo Polwan, Chamnan Dokmai, mengatakan bahwa memang set pertama, pertamina tidak mau menurukan pemain terbaiknya.“Saya berpikir untuk menurunkan tim pertama pada set pertama, sedangkan Pertamina sudah langsung menurunkan tim lapis keduanya. Tapi saya ingin melihat kemampun tim saya terlebih dahulu, dan saya lihat dari keseluruhan ada kesalahan dari beberapa aspek, bahkan hanya ada satu spike yang saya keluarkan, yang lain seperti Basa, dan saya tidak merubah strategi saya,” kata Chamnan.“Latihan saya lebih fokuskan ke receive, supaya ketika mereka bermain tidak hanya mengandalkan adanya libero. Di Pertamina sendiri ada tiga receive yang bagus, bahkan dilapis keduanya mereka pun ada pemain nasional, sedangkan dikita receive kita tidak bagus sehingga tidak adanya serangan,” tuntasnya.

Penulis :
Tatang Adhiwidharta