
Pantau.com - Mantan Wakapolri, Komjen Pol (Purn) Oegroseno memilih mundur dari rencana pencalonannya dalam konstelasi pemilihan Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) periode 2019-2023. Tentu kabar mundurnya Oegroseno begitu mengejutkan.Dimana Kongres akan berlangsung pada 9 Oktober 2019 atau tiga hari sebelum pertarungan. Oegroseno menyatakan mundur melalui juru bicaranya, Umbu S. Samapatty usai keduanya tiba di KOI di Gedung FX lantai 11 GBK untuk mendaftarkan diri sebagai calon pada Minggu 6 Oktober 2019 malam. Oegeoseno bersama Umbu Samapatty mesti datang hari itu ke KOI karena batas waktu pendaftaran adalah Minggu 6 Oktober dan ditutup pada pukul 20.00 WIB. "Tepat pukul 17.15 WIB, atau setelah 15 menit tiba di KOI di lantai 11 Gedung FX, Pak Oegroseno menyatakan mundur untuk tidak menimbulkan kubu-kubuan di antara kedua calon. Tidak baik seperti itu," kata Umbu Samapatty.
Baca juga: Raja Sapta Ditantang Mantan Wakapolri Rebut Kursi Ketum KOI"Saya tidak bisa memaksa Pak Oegroseno untuk tetap maju, karena saya melihat niat baik Pak Oegroseno untuk melakukan perubahan pada dunia olahraga Indonesia. Ia memiliki kapasitas, dan kapabilitas, untuk mengurai carut-marut olahraga Indonesia bila dalam statusnya sebagai Ketua Umum KOI dan sebagai pemegang salah satu stakeholder olahraga Indonesia," tambahnya."Tetapi yang bertutur pada saya adalah suara hati Pak Oegroseno, dan saya tak mungkin bisa melawan suara hati itu," papar pengacara yang sudah 30 tahun malang melintang di organisasi olahraga Indonesia ini.Umbu juga mengatakan dari tata cara deklarasi yang dilakukan oleh salah satu calon, Oegroseno melihat situasi itu akan persis sama membawa ke suasana polarisasi atau terbelahnya dua kubu besar seperti pada waktu Pilpres kemarin. Sebagai mantan pejabat tinggi Polri, menurut Umbu, Oegroseno tak ingin suasana seperti Pilpres terulang kembali. Apalagi itu terjadi di dalam dunia olahraga. Lantas pihaknya lebih baik mundur dan menyerahkan pekerjaan besar itu pada yang lebih muda dan lebih energik.
Baca juga: Raja Sapta Oktohari Deklarasikan Diri sebagai Calon Ketua KOI 2019-2023
Apa yang salah dengan deklarasi yang dilakukan oleh Raja Sapta Oktohari? Menurut Umbu, bila baru bakal calon sudah menyeret cabor-cabor lewat sebuah deklarasi dengan membawa bendera (petaka) cabor itu sudah pasti cabor-cabor akan terseret dalam perpecahan, terbelah dalam kubu-kubu yang tidak perlu, dan itu yang tidak diinginkan oleh Oegroseno. Satu lagi sebut Umbu yang keliru dalam deklarasi adalah Cabor tenis meja, bendera atau petakanya turut terpajang dalam deklarasi calon. Padahal ketua umum tenis meja yang di akui KOI adalah PP PTMSI pimpinan Oegroseno. Apapun alasannya tidak boleh KOI melakukan seperti itu. Selain itu, Umbu menilai tentang tidak fairnya tim penyaringan. "Coba cek siapa mereka dalam tim penyaringan itu, kedua, tidak memberi kesempatan yang luas agar lebih banyak calon yang maju dalam pencalonan. Kalau banyak pasti bagus dan berkualitas," tukasnya.
- Penulis :
- Kontributor RZS