
Pantau.com - Bos tim Aprilia Racing Massimo Rivola merasa hukuman larangan membalap yang diterima salah satu ridernya, Andrea Iannone tidak masuk akal. Dimana The Maniac -julukan Iannone- dihukuman tidak boleh ikut balapan selama 18 bulan karena positif doping.
Federasi Sepeda Motor Internasional (FIM) mengungkapkan Iannone terbukti positif menggunakan zat terlarang berupa steroid Drostanolone ketika Grand Prix Malaysia di Sirkuit Sepang, November 2019.
Baca juga: Andrea Iannone Diskors 18 Bulan Akibat Doping
Namun pebalap berusia 30 tahun itu bersikeras tidak menyalahi aturan dengan menyebut substansi terlarang itu masuk ke tubuhnya lewat daging yang terkontaminasi.
"Para juri menyadari keyakinan Andrea dan ketidaktahuan dia terkait substansi yang dimaksud, mengakui argumen kontaminasi makanan," kata CEO Aprilia Rivola yang menyebut penalti itu konyol.
"Karena alasan ini, penalti yang dijatuhkan tak masuk akal.
"Mengingat motivasi yang ditulis sendiri oleh para juri, Andrea seharusnya diputus tidak bersalah, seperti yang selalu menimpa atlet yang terkontaminasi, tapi situasi ini memberi harapan besar kepada kami untuk melakukan banding yang kami harap akan sangat cepat," kata Rivola.
"Kami ingin Andrea kembali di atas RS-GP. Kami akan mendampinginya hingga masalah ini selesai dan kami akan mendukungnya dalam banding."
Baca juga: MotoGP Spanyol Resmi Ditunda karena Virus Korona
Iannone bergabung dengan Aprilia pada musim balap 2018. Namun rider asal Italia ini kesulitan mengimbangi penampilan rekan satu timnya Aleix Espargaro musim lalu.
Juara Grand Prix Austria 2016 itu akan selesai kontraknya dengan Aprilia akhir tahun ini sementara keputusan FIM itu juga mendiskualifikasi hasil finis sang pebalap di Malaysia dan Valencia.
- Penulis :
- Reza Saputra