
Pantau - Ban vulkanisir dan ban suntikan bagi sebagian orang bisa menjadi alternatif ketika tidak mempunyai dana yang cukup. Ban ini dianggap lebih murah daripada harus membeli ban baru.
Umumnya ban vulkanisir dan ban suntikan dijual dengan kisaran harga kurang dari Rp50 ribu untuk motor. Di marketplace banyak sekali yang menjualnya. Lalu bagaimana dampaknya ketika digunakan?
Ban vulkanisir dan ban suntikan adalah ban bekas yang direkondisi agar dapat digunakan kembali. Meskipun ban vulkanisir memiliki kualitas yang lebih baik daripada ban suntikan, kekuatannya tidak sebaik ban orisinal yang baru.
Dalam kondisi darurat, ban vulkanisir bisa menjadi pilihan yang lebih aman dibandingkan dengan ban suntikan. Namun, penggunaan ban vulkanisir juga memiliki risiko, seperti pecah ban, selip, dan meledak.
Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan kondisi ban vulkanisir sebelum menggunakannya dan memastikan bahwa proses pembuatannya dilakukan dengan teknologi yang memadai.
Saat kembang ban sudah habis, maka disarankan untuk ganti dengan yang baru. Hanya saja sebagian orang mensiasati dengan melakukan vulkanisir atau suntikan, lalu apa perbedaan kedua hal itu?
Meskipun keduanya merupakan ban alternatif yang lebih murah daripada membeli ban baru, terdapat perbedaan dalam proses dan karakteristik keduanya.
Berikut adalah perbedaan antara ban vulkanisir dan ban suntikan yang sudah Pantau.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (13/5/2024):
Ban Vulkanisir
Ban vulkanisir dibuat dengan menambahkan lapisan baru pada tapak ban sehingga terlihat seperti ban baru yang keluar dari pabrik.
Proses vulkanisir melibatkan penggantian total tapak ban dengan tapak yang baru, sementara dinding ban masih menggunakan ban yang lama.
Ban vulkanisir memiliki kualitas yang lebih baik daripada ban suntikan, tetapi kekuatannya tidak sebaik ban baru yang orisinil. Ban vulkanisir umumnya digunakan pada kendaraan berat seperti bus dan truk
Ban Suntikan
Ban suntikan dibuat dengan cara mengukir ulang lapisan tapak ban yang sudah botak menggunakan alat khusus atau pisau. Proses suntikan dilakukan ketika kondisi tapak ban sudah mulai menipis dan kembangan ban sudah dangkal.
Ban suntikan sangat tidak disarankan untuk digunakan karena risiko bahayanya lebih tinggi, terutama jika digunakan secara rutin.
Kesimpulannya: Perbedaan utama antara ban vulkanisir dan ban suntikan terletak pada proses pembuatannya. Ban vulkanisir melibatkan penambahan lapisan baru pada tapak ban.
Sementara, ban suntikan melibatkan pengukiran ulang lapisan tapak ban yang sudah botak. Meskipun keduanya merupakan alternatif yang lebih murah, ban vulkanisir umumnya memiliki kualitas yang lebih baik daripada ban suntikan.
- Penulis :
- Sofian Faiq