Pantau - Hyundai secara resmi menunjuk Ju Hun Lee sebagai Presiden Direktur baru PT Hyundai Motor Indonesia (HMID), menggantikan Woojune Cha yang telah memimpin perusahaan selama lebih dari dua tahun. Penunjukan ini diharapkan dapat membawa perusahaan menuju era baru yang lebih inovatif dan berorientasi pada pertumbuhan.
"Hyundai telah berkembang pesat dalam empat tahun terakhir, menegaskan posisinya sebagai salah satu pemain kunci di industri otomotif Indonesia. Kepemimpinan Woojune Cha sangat penting dalam menjadikan Hyundai pemimpin elektrifikasi kendaraan di sini," kata Ju Hun Lee, Selasa (15/10).
Di bawah kepemimpinan Woojun, perusahaan mulai merakit mobil listrik secara lokal dan mendirikan pabrik baterai di Indonesia, menjadikan Hyundai sebagai salah satu pelopor dalam industri kendaraan listrik di Tanah Air.
Baca juga: Bos Yamaha Undur Diri dari Jabatannya, Digantikan oleh Katsuaki Watanabe
Ju Hun Lee memiliki harapan besar untuk melanjutkan langkah-langkah strategis yang telah diambil oleh pendahulunya.
"Saya berharap bisa melanjutkan langkah besar ini dan memberikan kontribusi untuk kesuksesan Hyundai di masa depan." ujarnya.
Dengan pengalaman lebih dari 23 tahun di industri otomotif, Ju Hun Lee sebelumnya menjabat di berbagai posisi strategis, termasuk sebagai Head of Hyundai Motor Asia Pacific New Business Strategy Group dan Head of Korea Sales Strategy Team.
Keahlian dan inovasi yang dimilikinya diharapkan dapat memperkuat posisi Hyundai di pasar otomotif Indonesia.
Baca juga: Atmosfer Pembukaan Paris Motor Show 2024
Lee dikenal memiliki kemampuan luar biasa dalam mengidentifikasi masalah, merumuskan rencana pengembangan, serta menghadirkan inovasi yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
Dia berkomitmen untuk memperkuat pertumbuhan penjualan perusahaan, yang diyakini akan berkontribusi signifikan terhadap kemajuan industri otomotif di Indonesia.
Dengan kepemimpinan baru ini, PT Hyundai Motor Indonesia bertekad untuk terus berinovasi dan menjadi yang terdepan dalam industri otomotif, terutama dalam segmen kendaraan listrik.
Baca juga: Transisi Kendaraan Listrik: 5,5 Juta Pekerja Berisiko Kehilangan Pekerjaan!
- Penulis :
- Sofian Faiq
