
Pantau - Pada bulan Ramadan, umat Islam menjalankan ibadah puasa untuk menahan lapar dan haus selama kurang lebih 13 jam di Indonesia.
Saat berbuka, kita sudah sangat familiar dengan slogan 'Berbukalah Dengan Yang Manis'. Namun, faktanya mengkonsumsi makanan manis secara berlebihan justru berdampak tak baik untuk kesehatan.
"Tidak ada salahnya sesekali mengonsumsi yang manis-manis selama bulan ini, namun harus ingat, selalu dikonsumsi dalam jumlah sedang dan hati-hati," kata ahli gizi klinis UEA Sara Abdelghany, dilansir di Al Arabiya, Sabtu (1/4/2023).
Menurut Sara, mengonsumsi makanan manis dalam jumlah sedang bisa menjadi bagian dari makanan di bulan Ramadan. Dengan catatan, tetap harus mendengarkan isyarat tubuh dan tidak berlebihan.
Ia mengatakan menikmati makanan penutup dua atau tiga kali seminggu sudah cukup untuk memenuhi keinginan tanpa berlebihan.
"Penting untuk memiliki setidaknya dua makanan seimbang dan dua camilan, untuk memenuhi asupan makanan yang dibutuhkan selama jam-jam tidak puasa," ujar Sara.
Sara menjelaskan, berbuka puasa langsung dengan makanan yang manis akan meningkatkan kadar glukosa darah dan insulin secara luar biasa.
"Hal ini akan menyebabkan penurunan energi yang besar beberapa jam kemudian ketika insulin dalam tubuh tiba-tiba turun," jelasnya.
Sara memaparkan, ada juga banyak alternatif makanan manis padat kalori yang bisa dinikmati orang selama bulan suci, mulai dari salad, sayuran, hingga buah-buahan segar.
"Menyiapkan makanan penutup di rumah juga merupakan pilihan yang baik bagi orang yang ingin membatasi jumlah gula, minyak, dan lemak yang masuk ke dalam makanan pencuci mulut mereka," pungkasnya.
Saat berbuka, kita sudah sangat familiar dengan slogan 'Berbukalah Dengan Yang Manis'. Namun, faktanya mengkonsumsi makanan manis secara berlebihan justru berdampak tak baik untuk kesehatan.
"Tidak ada salahnya sesekali mengonsumsi yang manis-manis selama bulan ini, namun harus ingat, selalu dikonsumsi dalam jumlah sedang dan hati-hati," kata ahli gizi klinis UEA Sara Abdelghany, dilansir di Al Arabiya, Sabtu (1/4/2023).
Menurut Sara, mengonsumsi makanan manis dalam jumlah sedang bisa menjadi bagian dari makanan di bulan Ramadan. Dengan catatan, tetap harus mendengarkan isyarat tubuh dan tidak berlebihan.
Ia mengatakan menikmati makanan penutup dua atau tiga kali seminggu sudah cukup untuk memenuhi keinginan tanpa berlebihan.
"Penting untuk memiliki setidaknya dua makanan seimbang dan dua camilan, untuk memenuhi asupan makanan yang dibutuhkan selama jam-jam tidak puasa," ujar Sara.
Sara menjelaskan, berbuka puasa langsung dengan makanan yang manis akan meningkatkan kadar glukosa darah dan insulin secara luar biasa.
"Hal ini akan menyebabkan penurunan energi yang besar beberapa jam kemudian ketika insulin dalam tubuh tiba-tiba turun," jelasnya.
Sara memaparkan, ada juga banyak alternatif makanan manis padat kalori yang bisa dinikmati orang selama bulan suci, mulai dari salad, sayuran, hingga buah-buahan segar.
"Menyiapkan makanan penutup di rumah juga merupakan pilihan yang baik bagi orang yang ingin membatasi jumlah gula, minyak, dan lemak yang masuk ke dalam makanan pencuci mulut mereka," pungkasnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas