
Pantau - Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal menekankan pentingnya keterlibatan ahli gizi sejak awal proses memasak dalam Program Makanan Bergizi Gratis (MBG), menyusul kasus dugaan keracunan makanan yang dialami sejumlah siswa di Kabupaten Bandung.
Penegasan ini disampaikan Cucun usai meninjau salah satu dapur MBG di Kabupaten Bandung, Senin (15/9/2025), khususnya setelah insiden keracunan yang menimpa siswa SDN Legok Hayam, Kecamatan Cilengkrang, pada 21 Agustus 2025.
Ahli Gizi Harus Aktif Sejak Proses Awal Memasak
Cucun mengingatkan bahwa peran ahli gizi tidak boleh hanya sebatas mencicipi makanan di tahap akhir, melainkan harus hadir sejak awal untuk memberikan panduan dalam pengolahan bahan pangan.
“Ahli gizi harus terlibat penuh sejak awal proses memasak, termasuk dalam keputusan membuang bahan pangan yang sudah tidak layak,” tegasnya.
Ia mengapresiasi langkah Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung yang akan memberikan pelatihan khusus kepada para ahli gizi MBG dan mendorong agar program ini dijadikan percontohan nasional.
Dinkes Lakukan Investigasi dan Uji Laboratorium
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, Yuli Irnawaty, memastikan bahwa kasus keracunan ditangani sesuai prosedur, termasuk uji laboratorium terhadap sampel makanan di Labkes Jawa Barat dengan waktu pemeriksaan maksimal 14 hari.
Dinas juga melakukan inspeksi sanitasi, edukasi bagi penjamah makanan, serta pemeriksaan bahan dan peralatan memasak, sesuai Permenkes Nomor 1096 Tahun 2011 tentang Pedoman Higiene Sanitasi Jasaboga.
Langkah ini diambil untuk memastikan keamanan makanan yang disajikan kepada anak-anak dalam program MBG.
DPR Akan Bahas Bersama Badan Gizi Nasional
Cucun menyatakan akan membawa persoalan ini ke dalam rapat bersama Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) untuk memastikan pengawasan program MBG berjalan efektif dan menyeluruh.
“Tujuan program ini sangat mulia, yaitu meningkatkan gizi anak-anak. Karena itu, tidak boleh ada kelalaian yang bisa membahayakan kesehatan mereka,” ujarnya.
DPR RI berkomitmen untuk memperkuat sinergi lintas lembaga agar kasus serupa tidak terulang dan manfaat program MBG dapat dirasakan secara optimal oleh seluruh siswa di Indonesia.
- Penulis :
- Aditya Yohan