Pantau - Pakar ilmu politik dari Universitas Indonesia, Cecep Hidayat, menyebut isu Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka bergabung dengan Partai Golkar sebagai wacana lama.
Namun, jika benar terjadi, langkah tersebut dinilai sebagai pilihan strategis untuk menunjang karier politik Gibran di masa depan.
"Jika ingin meningkatkan karier politik setelah 2029, tentu harus mempersiapkan diri sejak sekarang dengan partai politik sebagai kendaraan. Pilihan partai besar seperti Golkar akan memberikan pengaruh signifikan," ujar Cecep, dikutip Sabtu (18/1/2025).
Ia berpendapat, Golkar adalah salah satu partai besar yang memiliki posisi kuat di kancah politik nasional. Pada Pemilu 2024, partai ini menempati peringkat kedua sebagai peraih suara terbanyak, di bawah PDIP dan di atas Partai Gerindra.
Baca Juga: Ormas MKGR Rayakan Puncak HUT ke-65, Gibran Bakalan Gabung?
Cecep menjelaskan, Gibran memiliki daya tarik politik besar sebagai figur muda, sekaligus menjabat sebagai Wakil Presiden.
"Golkar bisa memanfaatkan Gibran sebagai simbol regenerasi, menarik dukungan kalangan muda, dan memperkuat posisinya baik dalam pemerintahan maupun parlemen," tambahnya.
Bergabungnya Gibran ke Golkar diyakini akan menjadi nilai tambah bagi partai tersebut, baik untuk meningkatkan citra maupun sebagai strategi menghadapi persaingan politik jangka panjang.
Meski memiliki potensi keuntungan, Cecep juga menyoroti dampak dari langkah ini terhadap hubungan Golkar dan PDIP.
"Gibran, Bobby, dan Jokowi dikenal sebagai mantan kader PDIP. Jika Gibran pindah ke Golkar, kemungkinan besar pola komunikasi antara kedua partai akan mengalami perubahan," jelasnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas
