Pantau Flash
HOME  ⁄  Sepakbola

Simon Tahamata: Saya Kembali ke Indonesia untuk Bantu Anak-Anak Muda, Bukan Politik

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Simon Tahamata: Saya Kembali ke Indonesia untuk Bantu Anak-Anak Muda, Bukan Politik
Foto: Simon Tahamata resmi bertugas sebagai Kepala Pemandu Bakat, fokus rekrut pemain muda Indonesia dan diaspora.(Sumber: ANTARA/Zaro Ezza Syachniar)

Pantau - Simon Tahamata, yang resmi ditunjuk sebagai Kepala Pemandu Bakat timnas Indonesia pada 22 Mei 2025, pertama kali menyapa awak media dalam sesi latihan timnas di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Senin, 2 Juni 2025.

"Saya di sini karena kami punya talenta. Saya bisa kembali di Ajax, tetapi mau pulang kembali di sini. Menolong Patrick dan teman-teman di sini, jadi kami ada di sini untuk menolong Indonesia dan juga untuk anak-anak muda."

Dalam pernyataannya, Simon menegaskan bahwa keputusannya bergabung bersama PSSI bukan karena politik.

"Bukan politik, saya di sini buat olahraga. Ini tanah Indonesia akan besar."

Penunjukan Simon menjadi bagian dari langkah strategis PSSI dalam memperkuat fondasi pengembangan pemain nasional, termasuk untuk menghadapi Piala Dunia 2026 dan proyek jangka panjang sepak bola nasional.

Fokus ke Pemain Muda dan Diaspora Indonesia

Simon Tahamata, yang kini berusia 69 tahun, bertanggung jawab untuk mengidentifikasi dan merekrut talenta muda, baik dari dalam negeri maupun dari kalangan diaspora Indonesia, terutama yang berada di Belanda.

"Kita di Belanda mulai dari di bawah 8 tahun, disini di bawah 13-15 tahun, sudah terlambat. Terlambat."

Ia menegaskan pentingnya mengembangkan pemain sejak usia dini untuk membentuk kualitas yang berdaya saing tinggi di level internasional.

Simon juga menyampaikan tekadnya untuk hanya mengembangkan talenta yang memiliki ikatan kuat dengan Indonesia.

"Saya mau pakai anak-anak orang-orang yang jadi Indonesia. Bukan China, bukan Belanda. Dari itu mulai dengan anak-anak muda. Sekarang dengan mereka disini, Belanda, China, mereka bisa tolong Indonesia menang China dan Jepang. Itu kan paling penting."

Bekerja dengan Tim Kepelatihan Bertaraf Internasional

Dalam tugasnya, Simon akan bekerja erat dengan sejumlah tokoh penting dalam struktur tim nasional Indonesia, termasuk:

  • Patrick Kluivert (pelatih timnas senior)
  • Gerald Vanenburg (pelatih timnas U-23)
  • Nova Arianto (pelatih timnas U-17)
  • Jordi Cruyff (penasihat teknis)
  • Sjoerd Woudenberg (pelatih kiper)
  • Denny Landzaat (asisten pelatih)

Simon membawa pengalaman panjang sebagai pelatih di level usia muda, termasuk lebih dari satu dekade melatih akademi dan tim junior Ajax Amsterdam.

Penugasannya di Indonesia diharapkan menjadi katalisator dalam memunculkan generasi emas baru yang dibina sejak dini dengan standar internasional.

Penulis :
Balian Godfrey