billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Sepakbola

Kylian Mbappe Ganti Nomor Punggung di Real Madrid: Sinyal Halus untuk Xabi Alonso dan Tanda Tak Ingin Jadi Penyerang Tengah

Oleh Leon Weldrick
SHARE   :

Kylian Mbappe Ganti Nomor Punggung di Real Madrid: Sinyal Halus untuk Xabi Alonso dan Tanda Tak Ingin Jadi Penyerang Tengah
Foto: Vinicius Junior, Kylian Mbappe, Xabi Alonso (sumber: imago)

Pantau - Kylian Mbappe dipastikan akan mengenakan nomor punggung 10 di musim keduanya bersama Real Madrid, menggantikan nomor 9 yang ia pakai pada musim perdananya.

Musim pertama Mbappe di Madrid memang penuh kontroversi meski ia mencetak 44 gol dari 59 pertandingan dan menjadi pencetak gol terbanyak tim.

Namun, pencapaian individu tersebut tidak cukup mengantarkan Real Madrid meraih satu trofi pun di bawah pelatih Carlo Ancelotti.

Kini, di bawah kepemimpinan pelatih baru Xabi Alonso, sejumlah perubahan terjadi di klub, termasuk keputusan mengganti nomor punggung Mbappe.

Alasan Pergantian Nomor dan Implikasinya

Selama di Paris Saint-Germain (PSG), Mbappe dikenal dengan nomor punggung 7.

Namun, nomor tersebut sudah dimiliki oleh Vinicius Junior di Real Madrid, sehingga Mbappe mengenakan nomor 9 pada musim pertamanya.

Nomor 9 selama ini identik dengan posisi penyerang tengah, posisi yang diketahui bukan favorit Mbappe.

Menurut laporan Marca, untuk musim 2025/26 Mbappe akan mengenakan nomor 10, menggantikan Luka Modric yang telah meninggalkan klub.

Keputusan ini bisa membuat kecewa sejumlah pendukung yang sudah membeli jersey Mbappe dengan nomor 9.

Namun, secara simbolik, langkah ini mengirim pesan halus kepada pelatih Xabi Alonso terkait posisi bermain yang diinginkan sang bintang.

Mbappe menyatakan, "Saya bisa bermain di posisi manapun - kanan, kiri, atau tengah. Di mana pun pelatih menginginkan, saya akan bermain. Itu tidak masalah - yang penting membantu tim dan mencetak gol," ungkapnya.

Mbappe Tidak Ingin Jadi Penyerang Tengah

Meski secara terbuka Mbappe bersikap fleksibel, sejumlah laporan mengindikasikan bahwa ia memiliki preferensi kuat untuk tidak bermain sebagai penyerang tengah.

Di PSG, ia pernah menyindir pelatih Christophe Galtier lewat unggahan Instagram dengan istilah "pivot gang" karena dipasang sebagai penyerang murni.

Sikap tersebut berlanjut di Madrid.

Media Sport mengutip sumber anonim yang dekat dengan klub dan melaporkan bahwa Mbappe “muak” bermain sebagai nomor 9 dan bahwa ia “tidak ingin bermain sebagai penyerang tengah”.

Melepas nomor 9 menjadi indikasi kuat keinginan Mbappe untuk tidak lagi ditempatkan di posisi tersebut.

Situasi ini memperumit keadaan di lini depan Real Madrid, terutama karena Vinicius Junior yang selama ini menempati sisi kiri juga dikabarkan tidak bahagia di klub.

Vinicius tengah mendorong negosiasi kontrak baru dan mendapat ketertarikan dari klub-klub Liga Pro Saudi.

Dengan Mbappe yang lebih nyaman bermain di sisi kiri, tekanan terhadap Vinicius semakin meningkat.

Pihak manajemen Madrid dilaporkan mulai frustrasi dengan situasi Vinicius.

Ada kemungkinan klub melepas Vinicius dengan nilai transfer tinggi dan menggunakan dana tersebut untuk membeli penyerang tengah murni, agar Mbappe bisa kembali ke posisi favoritnya di sayap.

Tantangan Taktis untuk Xabi Alonso

Semua dinamika ini menimbulkan tantangan besar bagi Xabi Alonso dalam menyusun formasi ideal.

Selama Piala Dunia Antarklub, Alonso sempat menggunakan formasi 3-5-2 dan 4-3-1-2, yang tidak menyediakan posisi sayap murni di kiri—posisi favorit Mbappe dan Vinicius.

Mbappe memang pernah tampil dalam skema dua penyerang bersama timnas Prancis.

Namun, kala itu ia mendapat kebebasan bergerak, terutama saat dipasangkan dengan Karim Benzema.

Tantangan besar bagi Alonso kini adalah bagaimana memaksimalkan potensi Mbappe sambil menjaga keseimbangan tim.

Yang semakin jelas, Mbappe tidak melihat dirinya sebagai penyerang tengah jangka panjang.

Penulis :
Leon Weldrick
Editor :
Tria Dianti